Bagaimana Ukraina Dipandang pada Masa Kekaisaran Rusia dan Rezim Uni Soviet? Yang Jadi Pandangan Dasar Putin

- 27 Februari 2022, 19:30 WIB
Orang-orang mengambil bagian dalam Persatuan March, yang merupakan prosesi untuk menunjukkan semangat patriotik Ukraina di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia, di Kyiv, Ukraina 12 Februari 2022.
Orang-orang mengambil bagian dalam Persatuan March, yang merupakan prosesi untuk menunjukkan semangat patriotik Ukraina di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia, di Kyiv, Ukraina 12 Februari 2022. /Foto: REUTERS/VALENTYN OGIRENKO/

POSJAKUT - Akhir tahun 2021 lalu, para pemimpin Barat memperingatkan Rusia terkait pengiriman personil militer berskala besar di sekitar perbatasan Ukraina. Amerika Serikat mengatakan bahwa sekitar 190.000 tentara Rusia telah dikumpulkan pada pertengahan Februari, berspekulasi bahwa Moskow mungkin melakukan serangan palsu guna membenarkan invasi.

Bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, Ukraina telah menjadi titik fokus kemarahan yang lebih luas dengan Barat. Dalam sebuah artikel yang diposting di situs Kremlin pada bulan Juli 2021, Putin menggambarkan Rusia dan Ukraina sebagai satu kesatuan dan menulis bahwa “kedaulatan sejati Ukraina hanya mungkin dalam kemitraannya dengan Rusia.”

Ketika Putin mengumumkan pada pertengahan Februari 2022 bahwa Rusia akan secara resmi mengakui negara baru di Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri dari Ukraina, secara tidak langsung ia menunjukkan bahwa Ukraina adalah penyimpangan sejarah.

“Ukraina modern sepenuhnya diciptakan oleh Rusia, lebih khusus lagi Bolshevik, Rusia komunis (pada era Uni Soviet),” kata Putin dalam pidato kebangsaannya pada 21 Februari.

Baca Juga: Berencana Produksi Film Dokumenter, Aktor Sean Penn Datang Langsung untuk Menyaksikan Situasi di Ukraina

Obsesi dengan Ukraina ini telah lama ada di Moskow. Para pemimpin Tsar era Kekaisaran Rusia menyebut Ukraina sebagai "Rusia kecil" dan mengatakan bahwa bahasanya "tidak pernah ada, tidak ada, dan tidak akan ada."

Pemimpin Uni Soviet Vladimir Lenin memiliki pepatahnya sendiri, “Jika kita kehilangan Ukraina, kita kehilangan akal” .Sementara Mikhail Gorbachev kemudian mengatakan bahwa tidak akan ada Uni Soviet tanpa Ukraina, dan tidak ada Ukraina tanpa persatuan.

Namun, hubungan Ukraina yang berkembang dengan NATO—yang merupakan aliansi yang di mana sebagian besar anggotanya adalah negara blok Barat pada masa Perang Dingin, rival dari Uni Soviet—sangat menarik bagi Putin.

Faktor historis Rusia dan Ukraina menjadi sangat vital bagi Putin. Walaupun Rusia modern telah sepenuhnya "baru" dari Uni Soviet di abad ke-20 maupun Kekaisaran Rusia di abad ke-13, Putin yang sangat konvensional benar-benar merasa terganggu terhadap kedekatan Barat dengan negara-negara yang berada di bawah pengaruh Rusia di masa lalu.

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: The Washington Post


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x