POSJAKUT – Berbagai permasalahan HAM (hak asasi manusia) di tahun 2021 ini tak menunjukan adanya perbaikan signifikan terhadap kondisi perlindungan, pemenuhan dan penghormatan hak asasi manusia.
Demikian hasil evaluasi Badan Pekerja KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) yang dipublikasikan dalam rangka memeperingati Hari HAM Internasional, Jumat 10 Desember 2021.
Atas dasar tersebut, di tahun 2022, dengan pola pelanggaran HAM yang terus terjadi, KontraS memproyeksikan situasi justru akan makin parah.
Baca Juga: Indonesia Jadi Inisiator ASEAN Human Rights Dialogue Dalam Memajukan Demokrasi dan HAM
Situasi yang makin parah itu akan terjadi baik di sektor sipil politik, ekonomi sosial budaya, pelanggaran HAM di Papua, penuntasan pelanggaran HAM berat masa lalu, dan komitmen di level internasional.
Dikutip dari laman resminya, kontras.org, untuk merangkum situasi dan kondisi HAM selama satu tahun terakhir ini di tanah air, di KontraS merangkumnya dalam sebuah narasi yang diberi tajuk “HAM Dikikis Habis” .
Dalam hal ini, organisasi nirlaba ini melihat pola-pola pelanggaran HAM yang terus berulang sehingga kondisi HAM di Indonesia terus mengalami regresivitas.
“Selama bertahun-tahun, terutama di era Presiden Joko Widodo, kami menilai HAM tak kunjung menjadi prioritas dan pertimbangan utama dalam pengambilan kebijakan,” demikian antara lain sari catatan KontraS .
Semangat perlindungan, pemenuhan dan penghormatan HAM kerap kali harus dihadap-hadapkan dengan misi pertumbuhan ekonomi serta pembukaan keran investasi seluas-luasnya.
Artikel Rekomendasi