Pengakuan Atik, Istri Johan Tjasmadi: 'Saya Tuntun Pak John Baca Syahadat'

9 Oktober 2022, 14:55 WIB
Pengakuan Atik, Istri Johan Tjasmadi: 'Saya Tuntun Pak John Baca Syahadat' katanya kepada Ilham Bintang, di pemakaman /Nur Aliem Halvaima /Foto: dok Ilham Bintang/Posjakut

POSJAKUT - Gerimis mengiringi pemakaman tokoh bioskop dan film Nasional, HM Johan Tjasmadi di TPU Tanah Kusir, Jumat 7 Oktober 2022 lalu pukul 14.00 WIB. 

Jenazah almarhum diantar oleh istri, anak, cucu, kerabat, dan sahabat ke tempat peristirahatannya yang terakhir.  

Pak John - panggilan akrab almarhum - meninggal dunia Jumat pagi pukul 09.00 WIB dalam usia 85 tahun.

"Menjelang wafat Pak John tetap sadar. Detik-detik terakhir, saya yang menuntun membaca syahadat dan almarhum bisa mengikuti sampai akhirnya menutup mata," kisah Hj Nurhayati, istrinya, di pemakaman seperti dikutip Ilham Bintang rekan almarhum.

Baca Juga: STOP PRESS! HM Johan Tjasmadi, Tokoh Film dan Bioskop Indonesia Wafat

Ilham Bintang sendiri dekat dengan almarhum, karena pernah jadi Humas Festival Film Indonesia (FFI) ketika Johan Tjasmadi adalah Ketua FFI. Kini Ilham duduk di pengurus PWI Pusat dan pemilik media grup infotainment "Cek and Ricek".

Pagi itu, Pak John tengah sarapan. Atik -- panggilan istrinya -- yang menyuapi. "Dua suapan terakhir dilepehkan almarhum. Itu detik-detik menjelang pergi," tambah Atik. 

Meski menderita sakit lima tahun terakhir mantan Anggota MPR- RI tiga periode itu tetap beraktifitas. Selepas masa bakti di Lembaga Sensor Film, ia full bekerja di rumah. 

Memanfaatkan waktu luang menulis artikel dan mengurusi buletin bulanannya, " Info Film" yang terbit sekali sebulan. 

Baca Juga: Mantan Anggota DPR RI Akbar Faizal, Menangkap Sendiri Orang yang Menipunya, Begini Serunya!

"Minggu lalu masih minta laptop, mau menulis, tetapi saya larang.Saya kasih pengertian. Nanti kalau sudah sembuh deh," cerita Atik, masih dikutip Ilham Bintang.

Pak John, salah satu tokoh penting perfilman Indonesia di era tahun 80- 90 an. Ia lahir 1 Juni 1937 di Pekalongan. 

Semasa hidup, lebih separuh usianya diabdikan di dunia film, memimpin organisasi film dan bioskop. Ia juga memproduksi film dan terjun menulis skenario dan menyutradarai beberapa di antaranya.

Baca Juga: Fadel Muhammad: Budaya Gorontalo dan Betawi Miliki Banyak Kemiripan, Ini Di Antaranya!

Pak John puluhan tahun memimpin GPBSI ( organisasi bioskop) dan beberapa kali menjadi Ketua Panitia Festival Film Indonesia. Selain itu ia aktif menulis kolom di berbagai media pers, dan menerbitkan Majalah Film. 

Ia mengawali karir dari bawah sekali. Lalu meningkat menjadi manajer bioskop Orion (1954). Daya tarik film membuat ia meninggalkan pekerjaannya di bidang transportasi dan EMKL (1957-1959) dan perdagangan umum (1960-1965). 

Terpilih pertama kali sebagai Ketua GPBSI perwakilan Jakarta tahun 1967. Ia merangkap sebagai sekjen GPBSI Pusat 4 periode berturut-turut (1970-1974 sampai 1987-1992) dan Ketua Umum GPBSI Pusat 1992-1997. 

Baca Juga: IN MEMORIAM : 60 Tahun Mengabdi di Dunia Seni, Nama Rima Melati Ternyata Pemberian dari Presiden Soekarno

Menjadi anggota Dewan Film Nasional (1979-1992) dan sebagai ketua Umum Panitia Tetap (Pantap) Festival Film Indonesia (1988-1992). 

Selanjutnya, ia terpilih sebagai Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BP2N), pengganti/pelanjut Dewan Film. Pak John pernah juga menjadi anggota MPR-DPR RI 3 masa bakti, 1987-1992, 1992-1997 dan 1997-2002. 

Mantan Pemimpin Umum Majalah FILM itu adalah penerima Hadiah "Jamaluddin Malik" pada 1993. Terakhir ia menjadi produser pelaksana film kolosal Fatahillah (1996-1997).***

 

 

Editor: Nur Aliem Halvaima

Sumber: Ilham Bintang

Tags

Terkini

Terpopuler