Muhammadiyah Percaya NU Akan Menebar Kedamaian di Tengah Dinamika Kehidupan Umat dan Bangsa

22 Desember 2021, 18:30 WIB
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan khutbah iftitah pada pembukaan Muktamar Ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa'adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021). /NUOnline/

POSJAKUT -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan selamat bermuktamar kepada Nahdlatul Ulama (NU).

“Semoga Muktamar dapat berjalan dengan baik, lancar, dan sukses yang menghasilkan keputusan-keputusan penting bagi kemajuan dan kemaslahatan NU, umat, bangsa, dan kemanusiaan di ranah global,” tutur Haedar Nashir, Rabu 22 Desember 2021.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, percaya NU – sejalan dengan tema muktamarnya -- akan semakin maju, mandiri, dan menebar damai di tengah dinamika kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta yang kompleks saat ini.

Muktamar NU ke 34 berlangsung 22 – 26 Desember di Lampung, dibuka oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi Wapres Maruf Amin dan sejumlah menteri, dengan tema ”Menuju Satu Abad NU: Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia”

-Baca Juga: Presiden Tabuh Rebana, Kiai SAS Berkisah Latar Belakang NU dan Singgung Embrio Radikalisme

NU bersama Muhammadiyah dan organisasi keagamaan yang lahir sebelum kemerdekaan telah membuktikan diri sebagai gerakan keislaman yang berjuang untuk Indonesia merdeka.

“ Serta membangun Indonesia dengan pengkhidmatan tinggi yang menyatukan keislaman dan kebangsaan secara integratif,” imbuh Haedar.

Bagi NU dan Muhammadiyah, lanjut Haedar Indonesia dengan dasar Pancasila dan UUD 1945 telah selesai atau final sebagai rumah berbangsa dan bernegara milik bersama.

“Kedua ormas terbesar ini hadir sebagai representasi Islam moderat yang menampilkan wasathiyah Islam yang rahmatan lil’alamin,” jelas Haedar.

Keduanya menjadi pilar yang menyatukan bangsa dalam spirit Bhineka Tunggal Ika sekaligus menampilkan karakter keindonesiaan yang relijius dan tengahan dengan menjunjungtinggi nilai-nilai luhur Pancasila, agama, dan kebudayaan bangsa Indonesia.

"Tantangannya bagaimana ke depan kedua ormas Islam moderat tersebut mampu menjadi kekuatan yang berada di garda depan," kata Haedar.

-Baca Juga: RENUNGAN: Nasib Seorang yang Jadi Pengkhianat

Menjadi garda dalam membawa Indonesia berkemajuan sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju sesuai jatidirinya yang dilandasi tiga nilai utama tersebut. ***

 

Editor: Ramli Amin

Tags

Terkini

Terpopuler