Takut Gempa Susulan, 16.593 Warga Selayar Bertahan di Pengungsian Paska Gempa M7.4

19 Desember 2021, 06:00 WIB
Petugas BPBD Kab. Selayar menyerahkan bantuan makanan untuk warga yang mengungsi, Sabtu 18 Desember 2021. /Mulya Achdami/

POSJAKUT – Ribuan warga masih bertahan di pos pengungsian yang tersebar di dua kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan, paska gempa magnitudo (M)7,4 yang terjadi pada Selasa, 14 Desember 2021.

"Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Selayar menyebutkan total warga mengungsi hingga, Sabtu 18 Desember 2021, petang WIB terdapat berjumlah 16.593 jiwa, yang tersebar di 104 titik pengungsian," jelas Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Di Kecamatan Pasimarannu tersebar di delapan desa sebanyak 10.188 jiwa. Mereka tersebar di Desa Bonerate 6 titik dengan jumlah warga mengungsi 1.497 jwa, Desa Majapahit 4 titik dengan 2.391 jiwa.

Baca Juga: Musim Hujan Laron Menyerang, Tentu Bikin Sebel. Simak Yuk… Bagaimana Cara Tangani Serangan Rayap Terbang Itu

Selian itu, Desa Lamantu 5 titik (1.502 jiwa), Desa Batubingkung 3 titik (1.331 jiwa), Desa Bonea 7 titik (1.158 jiwa), Desa Lambego 3 titik (920 jiwa), Desa Sambali 12 titik (810 jiwa) dan Desa Komba-Komba 3 titik (579 jiwa).

"Total warga mengungsi di Kecamatan Pasilambena ada 6.405 jiwa, yang tersebar di 61 titik pengungsian.

BPBD mengidentifikasi di Desa Karumpa sebanyak 11 titik pengungsian dengan 1.855 jiwa, Desa Pulo Madu 5 titik (1.260 jiwa), Desa Kalaotoa 28 titik (978 jiwa), Desa Garaupa 6 titik (826 jiwa), Desa Lembangmatene 7 titik (822 jiwa) dan Desa Garaupa Raya 4 titik (664 jiwa).

Baca Juga: World Championship 2021: Bersiap Pulang ke Malaysia, Yassin/ZaiYi Malah ke Semifinal Tantang Hoki/Kobay

Selain berdampak pada pengungsian, gempa memicu terjadinya kerusakan bangunan rumah warga. Data BPBD mencatat rumah rusak berat 361 unit dan rusak ringan 800 unit, sedangkan untuk fasilitas umum berupa fasilitas pendidikan rusak berat 2 unit, tempat ibadah rusak berat 4 unit dan rusak ringan 1 unit.

Di samping itu, rumah jabatan kepala desa rusak berat 1 dan pelabuhan rakyat rusak berat 1. Demikian juga gedung pemerintah 7 unit, fasilitas pendidikan 1 unit dan gudang 2 unit masih dilakukan verifikasi tingkat kerusakan. 

Baca Juga: Ribuan Pengungsi Gempa di Sembilan Kabupaten di NTT Masih Memilih Bertahan di Pengungsian, Mengapa?

Pengungsian juga teridentifikasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu di Kabupaten Sikka dan Flores Timur. Jumlah warga mengungsi tidak sebanyak di Kabupaten Kepulauan Selayar.

BPBD Kabupaten Sikka menginformasikan 226 jiwa mengungsi di aula rumah jabatan Bupati Sikka, sedangkan di Kabupaten Flores Timur, terdapat 390 jiwa mengungsi di Desa Lawebele dan 97 di Desa Ile Padung. 

Warga yang masih bertahan di pengungsian tidak semua disebabkan kerusakan bangunan tempat tinggalnya. Mereka mengungsi sementara waktu untuk mengantisipasi gempa susulan. Catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebanyak 713 kali gempa susulan di atas skala M5,0 hingga Sabtu (18/12), pukul 07.00 WIB.

Baca Juga: World Championship 2021: Bersiap Pulang ke Malaysia, Yassin/ZaiYi Malah ke Semifinal Tantang Hoki/Kobay

Gempa yang terjadi pada 14 Desember 2021 lalu ini berpusat pada 112 km arah barat laut Kota Larantuka, NTT, dengan kedalaman 10 km. Guncangan kuat dirasakan masyarakat di beberapa kabupaten di Provinsi NTT, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Hingga kini, BNPB terus memonitor penanganan darurat yang dilakukan pemerintah daerah serta memastikan pelayanan dasar masyarakat di desa-desa terdampak terselenggara secara optimal.***

 

Editor: Mulya Achdami

Tags

Terkini

Terpopuler