Andre Rosiade Sentil Buruknya Strategi PR Kementerian BUMN dan AP II Soal Isu Penjualan Kualanamu

3 Desember 2021, 13:45 WIB
ILLUSTRASI. Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Sumut, bakal dikerjasamakan dengan pihak asing. Sayang strategi PR-nya jelek. /Pikiran-Rakyat/

POSJAKUT – Politisi Gerindra yang duduk di Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menyentil lemahnya pola komuniasi pemerintah, dalam hal ini  strategi public relations (PR) pihak Kementerian BUMN/PT.Angkasa Pura II terkait ramainya isu penjualan bandara Kualanamu.

Isu penjualan bandara yang masih tergolong sangat baru ini pun diwarnai protes masyarakat Sumatera Utara yang menjadikan bandara eksisting Kualanamu sebagai salah satu kebanggaan masyarakat di provinsi Sumut itu.

Melalui akun instagramnya, 3 Desember 2021, Andre Rosiade meminta Kementerian BUMN dan PT Angkasa Pura II (Persero) transparan, menyusul ramainya isu penjualan saham pengelolaan Bandara Kualanamu ke investor asal India.

-Baca Juga: RENUNGAN ORANG BERIMAN (2): Menyembunyikan Sesuatu yang Cacat, Menipu

Munculnya kabar miring menurut Andre, ini karena lemahnya komunikasi yang dijalankan pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN dan Angkasa Pura II.

Melalui akun instagramnya, Jumat 3 Desember 2021, Andre Rosiade, menyatakan di dalam rapat kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN, Erick Tohir, mereka menyatakan kepada Erick Tohir agar kontrak Bandara Kualanamu harus dibuka

“Kami sampaikan bahwa munculnya isu miring tentang penjualan saham pengelolaan Bandara Kualanamu ke investor asing menunjukan lemahnya komunikasi pemerintah dalam hal ini Angkasa Pura II dan Kementerian BUMN.”

“Public Relation (PR) Kementerian BUMN maupun Angkasa Pura II lemah,” ulang Andre, sembari menyebut pihaknya mendengar Angkasa Pura II bekerja sama dengan GMR Konsorsium dari India.

Angkasa Pura II membuat Joint Venture dengan GMR di Angkasa Pura Aviasi, dimana sahamnya Angkasa Pura II 51% dan GMR 49%.

-Baca Juga: Cerita Dibalik Layar Pelaku Film ‘Akhirat: A Love Story’. Mau Tahu Apa Kata Mereka, Yuk... Simak ...

Namun, menurut Andre, Wamen 2 (maksudnya Kartika Wirjoatmojo-red) tidak menjelaskan bagaimana ada kewajiban setelah kerjasama ditandatangani 23 Desember 2021 nanti pihak GMR itu akan memberikan yang namanya apron payment kepada Indonesia sebesar Rp 1,58 triliun.

Sebelumnya, diketahui PT.Angkasa Pura II selaku pemilik Bandara Kuala Namu memang diketahui melepas kepemilikan sahamnya sebesar 49 persen kepada perusahaan asal India bernama GMR Airport Internasional.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinunlingga mengklaim, negara tetap untung dari aksi yang dilakukan oleh anak usaha PT AP II tersebut.

"Angkasa Pura II mendapatkan dua keuntungan, yaitu dana sebesar Rp 1,58 triliun dari GMR serta ada pembangunan dan pengembangan Kualanamu sebesar Rp 56 triliun dengan tahap pertama sebesar Rp 3 triliun," ujarnya demikian seperti dikutip Antara.***

-Baca Juga: UU 9/1998 Lebih Tinggi dari Aturan Covid, Larangan Terhadap Reuni 212 Hanya Alasan yang Dicari-cari

Editor: Ramli Amin

Tags

Terkini

Terpopuler