120 Calon Wisudawan STAI Attawa Ikuti Bimbingan Karier, Irfan Mas’ud: Ini 3 Komponen Kebutuhan Masa Depan

- 18 Oktober 2022, 09:05 WIB
Program bimbingan karier di STAI Ataqwa Bekasi baru dilaksanakan 5 tahun terakhir, tetapi tradisinya sejatinya sudah berlangsung lama
Program bimbingan karier di STAI Ataqwa Bekasi baru dilaksanakan 5 tahun terakhir, tetapi tradisinya sejatinya sudah berlangsung lama /Aryodewo/POSJAKUT

Perubahan demi perubahan terus terjadi, hingga didirikanlah STAI untuk mengantisipasi perubahan dan zamannya. Sejauh ini perubahan juga terus terjadi, hingga tumbuh menjadi 66 lebih lembaga pendidikan yang barada di bawah naungan Yayasan Attaqwa. 

Artinya jika ditarik garis ke belakang, Attaqwa sejak dulu memang tidak pernah status quo, Attaqwa selalu berubah, terbuka dan tidak anti pada perubahan. Karena menurut Abid Marzuki perubahan itu adalah kunci dari kesuksesan siapa pun yang menolak perubahan akan tergilas zaman.

 Baca Juga: STAI Attaqwa Kampus Pahlawan Nasional Sebar Mahasiswa KKN di 10 Desa Kabupaten Bekasi  

Karena itulah Abid Marzuki yang juga Ketua Dewan Pembinan Yayasan Attaqwa berharap tradisi terus bergerak maju terhadap perubahan itu ditularkan kepada para calon wisudawan karena setelah mereka diwisuda nanti akan berhadapan langsung dengan masyarakat.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Attaqwa KH Irfan Mas’ud Lc, MA saat memberikan materi PBK bertema “Perubahan Berkesinambungan“ mengatakan intinya ada tiga proyeksi mendasar kebutuhan masa depan yang harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa dan para calon wisudawan.

Tiga proyeksi kebutuhan masa depan ini katanya sudah diakui dunia. Hal pertama yang mendesak dipenuhi adalah karakter (akhlaq, kejujuran).

 Baca Juga: Ratusan Guru PAUD di Jakarta Selatan Dapat Beasiswa S1 ke Program Studi PAUD STAI Alhikmah

Komponen  kedua pendukung karakter adalah kompetensi, atau kemampuan seorang melakukan pekerjaan sesuai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai standardisasi.

Kompetensi ini kata Irfan Mas’ud harus pula menyangkut kemampuan berfikir kritis, berpikir kreatif, komunikatif juga kolaboratif atau bisa bekerjasama dengan pihak lain. 

“Kita tidak ingin lulusan STAI Attawqa orang nya jujur, tetapi malas bekerja. Atau sebaliknya mereka pekerja keras, ulet, tidak pantang menyerah, tetapi culas. Yang kita inginkan adalah keseimbangan antara karakter dan kompetensi tadi,” tegas Irfan.

Halaman:

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: POSJAKUT


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x