Hadir juga dalam acara itiu Ketua Ikatan Habaib Nahdlatul Ulama (|HNU), Habib Salim bin Shalahuddin bin Salim bin Jindan, Kapolres Jakarta Utara, AKBP Putu Kholis Aryana; Dandim Jakarta Utara, Kolonel Inf Frega Wenas; dan Para Habaib dan Tokoh Ulama.
Mbah priok yang bernama asli Habib Hassan Al Haddad merupakan penyebar Islam di Jakarta Utara, khususnya Koja, Tanjung Priok pada abad ke-18. Mbah Priok wafat pada 1765 karena kapalnya terkena badai di laut utara Jakarta.
Baca Juga: Penyalahgunaan BBM Bersubsidi Tertangkap di Tanjung Priok, 6 Tangki Diamankan
Jasad Habib Hassan Al Haddad kemudian dimakamkan di Jalan Jampea No. 6, Koja, Jakarta Utara.
Sekitar 12 tahun lalu tepatnya 14 April 2010 nama Mbah Priok pernah menjadi sangat terkenal menyusul peristiwa berdarah di sekitar makam di Jalan Jampea Tanjung priok yang hingga kini dikenal sebagai Tragedi Mbah Priok atau Tragedi Makam Mbah Priok.
Saat itu terjadi bentrokan antara warga dan petugas keamanan yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta aparat TNI dan Polri.
Baca Juga: Polres Pelabuhan Tanjung Priok Musnahkan Ribuan Botol Minuman Keras Hasil Operasi 2 Bulan Teakhir
Pemicunya adalah soal sengketa tanah. Berdasarkan catatan bbc.com, pemerintah DKI mengklaim makam itu berdiri di atas lahan milik pelabuhan PT Pelindo II. Namun, klaim tersebut dibantah pewaris makam Mbah Priok, sehingga terjadilah bentrokan.
Akibat bentrokan tersebut, tiga anggota Satpol PP meninggal dunia. Sebanyak 28 orang mengalami luka berat, 21 orang luka sedang, dan 148 luka ringan. Korban berasal dari warga dan petugas keamanan. ***
Artikel Rekomendasi