POSJAKUT—Ratusan kader Posyandu Kelurahan Pejuang Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi mengaku kecewa karena sampai hari ini tidak ada pedomon yang ajeg soal pemberian insentif terhadap mereka.
Kondisi ini lah yang membuat pihak kelurahan atau pihak kecamatan begitu mudah main potong insentif kader hingga besarannya tidak tetap alias berubah-ubah. Padahal para kader Posyandu itu tugasnya lumayan banyak setiap bulan.
Tugas kader seperti melaporkan berat badan bayi, mengurus stunting, imunisasi Balita, pendataan ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, dan ibu menyusui, lansia dll. Semua ini harus dilaporkan setiap bulan ke Puskesmas dan pihak kelurahan.
Baca Juga: Outlet Holywings di Bekasi Ditutup, Plt Walikota Tri Adhianto Didemo Ummat Islam
“Pekerjaan kader ini kelihatnnya sederhana, seperti menimbang bayi, mengurus tumbuh kembang, imunisi Balita, mengecek kasus stunting. Semua harus dilaporkan secara berkala sesuai NIK (nomor induk kependudukan),” kata Sri salah seorang kader di Kelurahan Pejuang.
Sri menuturkan, yang paling menyedihkan adalah insentif yang diberikan kepada kader seringklali berubah-ubah tanpa alasan yang jelas.
Menurut Sri, semasa Walikota Bekasi Rahmat Effendi belum tersangdung kasus penilepan uang rakyat yang akhirnya ditahan KPK, kader Posyandu di Kelurahan Pejuang rata-rata mendapatkan insentif terendah setiap bulan Rp200.000.
Insentif tidak pernah turun, selalu ada kenaikan. Bahkan selama 2 tahun terakhir tiap kader Posyandu di Kelurahan Pejuang sempat menerima insentif Rp400.000 setiap bulan.
Artikel Rekomendasi