Network
POSJAKUT—Bencana tanah bergerak di Kecamatan Bojongmanik Kabupaten Lebak, Banten yang terjadi Rabu 15 Juni 2022 sore hingga malam hari memberi pesan khusus untuk Jakarta karena menurut BPBD kota megapolitan juga memiliki potensi ancaman yang sama.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) beberapa faktor yang membuat tanah bergerak di antaranya adalah karena curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama sehingga tanah selalu jenuh air.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sendiri jauh-jauh hari sebetulnya telah mengeluarkan peringatan dini tentang potensi tanah bergerak berpotensi terjadi di dua wilayah DKI Jakarta yaitu Selatan dan Jakarta Timur.
Baca Juga: Lebih Lima Ribu Jiwa Kebanjiran di Nagan Raya, 26 Orang Dievakuasi Akibat Tanah Bergerak
"Untuk wilayah Jakarta Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan," tulis BPBD DKI 2 April 2022 lalu.
Peringtan dini yang diumumkan melalui akun Instagram resmi BPBD DKI Jakarta @bpbddijakarta, bahkan menyebutkan bahwa beberapa lokasi di Provinsi DKI Jakarta sudah berada di zona menengah.
Kondisi ancaman tanah bergerak di Jakarta tentu tak bisa diabaikan begitu saja mengingat jumlah penduduk wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) lebih dari separuh total penduduk DKI yang 10,61 juta jiwa.
Baca Juga: Empat Orang Meninggal, 125 Mengungsi Akibat Tanah Bergerak di Kotabaru
Seperti diketahui tanah bergerak yang melanda wilayah di Kecamatan Bojongmanik Kabupaten Lebak, Banten mengakibatkan ruas jalan yang menghubungkan antardesa terputus dan satu unit rumah warga mengalami kerusakan.
Artikel Rekomendasi