POSJAKUT – Kepala Dinas perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan pihaknya segera melakukan percepatan penerapan integrasi tariff pada tiga moda transportasi umum jika usulan besaran tarif sebesar Rp10 ribu disetujui DPRD DKI.
Menurut kadishub Syafrin Liputo ketig moda transportasi umum untuk integrasi tarif itu adalah TransJakarta, MRT Jakarta dan LRT Jakarta. Jadi dengan tariff Rp10 ribu warga Jakarta bisa naik TransJakarta, kemudian pindah ke MRT kemudian naik lagi LRT tanpa haarus membayar lagi.
Selama ini tariff TransJakarta Rp3.500 untuk perjlanan dan bisa nyambung ke seluruh Jakarta sepanjang tidak keluar dari halte bus, sedangkan tariff MRT sejak 2021 lalu berkisar antara Rp 3. .000 hingga Rp 14.000, tergantung pada rute perjalanan MRT yang ditempuh.
Sementara, tarif semula Rp12.000 namun dalam perhitungan menjadi Rp15.000. Selama ini harga tiket LRT Jabodebek senilai Rp15.000 per penumpang, untuk rute dari Dukuh Atas sampai Cibubur, begitu sebaliknya.
Dengan perkataan lain jika seorang bepergian dengan terputus-putus naik MRT kemudian lanjut naik TransJakarta setelah itu diteruskan naik LRT, setidaknya dikoceknya harus ada uang Rp33.500. Dengan integrasi taris menjadi Rp10 ribu berarti subsidu yang akan dikeluarkan Pemerintah DKI akan semakin besar.
"Kami masih menunggu persetujuan dewan yang kemudian akan dilakukan akselerasi untuk penetapan melalui gubernur," kata Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo di Jakarta, Senin 6 Juni 2022.
Rencananya dalam waktu dekat Dinas Perhubungan DKI bersama BUMD DKI bidang jasa transportasi membahas kembali bersama Komisi B DPRD DKI. Syafrin tidak menyebutkan detail tambahan subsidi yang bakal dikeluarkan melalui APBD apabila usulan tersebut disetujui.
Sebelumnya, Komisi B DPRD DKI Jakarta bakal menyepakati usulan dari Pemprov DKI soal tarif integrasi tiga moda transportasi sebesar Rp10 ribu untuk mendukung kemudahan mobilitas warga DKI termasuk mempercepat pemulihan ekonomi.
Baca Juga: Dukung Ganjil Genap, PT TransJakarta Lakukan Penyesuaian Reaktivasi Rute dan Jam Operasional
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail mengatakan, dari hasil pendalaman nilai yang diajukan yaitu Rp10 ribu kelihatannya akan disepakati bersama. Ismail mengkui jika integrase taruf tersebut disepakati dipastikan subsidi yang akan dikeluarkan dari APBD DKI lumayan besar.
Meski begitu, ia menyakini bengkaknya besaran subsidi yang dibebankan ke APBD sudah dikalkulasi. Prinsipnya subsidi yang keluarkan meski itu ada peningkatan tapi tujuannya adalah menjadi stimulus untuk gerakkan perekonomian.
Sejauh ini politisi PKS tersebut memang belum menghitung secar cermat berapa subsidi yang dubutuhkan jika disepakati besaran integrase tariff Rp10 ribu itu disetujui.
Baca Juga: PT LRT Jakarta Lakukan Uji Coba Rute Integrasi Stasiun Pegangsaan Dua-JIS hingga 31 Maret 2022
"Itu sedang dibahas, nanti lebih jelas pas pembahasan di KUA-PPAS (Kebijakan Umum APBD-Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara) karena angka baru akan terlihat secara signifikan di sana," kata Ismail.
Seperti diketahui, selama ini Pemprov DKI memberikan subsida untuk transportasi publik atau public service obligation (PSO) TransJakarta sebesar Rp4 triliun. Dengan bertambhnya MRT dan LRT subsidinya diusulkan mencapai Rp6,18 triliun.
Syafrin Liputo merinci, dana sebe\sar itu Rp4,56 triliun untuk PT TransJakarta, Rp 1,12 triliun untuk PT MRT Jakarta; dan Rp 496,13 miliar untuk PT LRT Jakarta. ***
Artikel Rekomendasi