Gejala yang timbul selang 1-3 hari setelah periode invasi akan ditandai dengan ruam pada kulit wajah (95 persen), telapak tangan dan kaki (75 persen), mulut (70 persen), kelamin (30 persen), dan konjungtiva (20 persen).
Bentuk ruam seperti kemerahan pada kulit, lenting bernanah, lenting berair, dan papul. Hingga saat ini telah ditemukan total 92 kasus terkonfirmasi dan 28 suspek di 12 negara nonendemik cacar monyet.
Negara-negara yang saat ini terkonformsi terjangkit cacar monyet di antaranya Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: TIP KESEHATAN: Nangka, Buah Sepanjang Musim Mampu Mencegah Sekaligus Melawan Kanker
Epidemiolog ldari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo mengingatkan perlunya edukasi sedini mungkin terkait cacar monyet guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.
Meskipun hingga saat ini belum ada kasus cacar monyet di Indonesia, katanya, namun edukasi sedini mungkin perlu sekali. Mengingat saat ini sudah banyak negara yang melaporkan penyakit cacar monyet tersebut.
Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed itu menjelaskan sosialisasi dan edukasi mengenai cacar monyet dapat digencarkan sebagaimana yang pernah dilakukan pada penyakit hepatitis akut. ***
Artikel Rekomendasi