POSJAKUT –Grand design (recana besar) pertanian di Jakarta, kota ini mampu memenuhi 5 persen kebutuhan sayur dan buah pada 2030 mendatang. Karena itu semua lahan sempit di Jakarta kini mulai dimanfaatkan sebagai urban farming.
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid At-Taqwa, RW 05 Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara misalnya, juga telah mengembangkan urban farming budi daya cabai dingan memanfaatkan bagian atap atau rooftop masjid menggunakan sistem kapiler.
Menurut Ketua RW 05 Kelurahan Sunter Agung, Nurus Shobah jenis cabai yang ditanam merupakan jenis yang biasa dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat, seperti jenis cabai rawit dan cabai hijau.
Baca Juga: Direktorat Tindak Pidana Syber Bareskrim Polri Selidiki Video Minta Menag Hapus 300 Ayat Alquran
Selain untuk diambil buahnya, kata Nurus Shobah pengembangan budi daya ini termasuk menjual bibit tanaman. “Bibitnya kami banderol Rp 50 ribu. Setiap pembelian akan mendapat bonus tanaman cabai yang sudah berbuah dan siap panen," kata Nurus Shobah, dalam keterangan Kamis 17 Maret 2022.
Selama ini kata Nurus Shobah pihak DKM mengembangkan budi daya tanaman dengan metode tanam sistem kapiler. Teknisnya, cabai ditanam dalam sebuah pot atau ember diberi nutrisi yang dialirkan menggunakan sumbu-sumbu atau kapiler-kapiler kain.
Menurut Lurah Sunter Agung, Danang Wijanarka pihaknya mendukung upaya yang dilakukan pengurus DKM Masjid At-Taqwa. Tidak hanya memberikan dampak ekonomis, urban farming yang dikembangkan pengurus DKM itu juga mendukung upaya penghijauan di wilayah Kelurahan Sunter Agung.
Baca Juga: BMKG Mempekirakan Hari Ini Selain Kepulauan Seribu Berawan ke Lima Wilahan Kota Jakarta Hujan Ringan
Artikel Rekomendasi