Kala itu, kata putera Ternate, Halmahera, Maluku ini, bila datang musim Barat ombak cukup besar, sehingga memporak-poranda rumah- rumah di pinggir pantai.
Tapi sekarang, sudah dibuatkan Dam -- semacam tanggul yang berfungsi sebagai pemecah ombak -- di sepanjang pantai Kalibaru.
Sehingga ombak tidak lagi merusak rumah-rumah. Dulu, banyak rumah panggung milik orang-orang Bugis. Sekarang tidak ada lagi.
"Tempat ini banyak kenangan masa kecil bersama teman-teman berenang di laut pagi dan sore bila tidak musim barat," kata mantan wartawan harian Bisnis Indonesia ini.
Apalagi bila air pantainya surut, maka Jay bisa sampai ke tengah laut bermain bola plastik, main galaksin, bikin benteng-bentengan kecil dari pasir basah. Nanti benteng itu lenyap disapu air ombak dan mencari kejing -- sejenis kerang.
Dulu di sana ada tempat penampungan ubur-ubur dan pangkalan pasir, tapi sekarang tidak ada lagi.
"Makasih teman-teman semuanya," kata Jay, yang mengaku sangat puas bisa bernostalgia ke dunia masa kecilnya di Kalibaru.
Artikel Rekomendasi