Perajin Tempe Jabodetabek Stop Produksi Tiga Hari, Tuntut Harga Kedelai Murah

- 20 Februari 2022, 17:30 WIB
 Perajin tahu di wilayah Sela Awi, Desa Cisdap, Kecamatan/Kabupaten Ciamis  mengemas tahu yang baru dibuat, Jumat ( 18/2/2022). Demi kebaikan bersama, sejumlah perajin tahu siap mengikuti ajakan tidak produksi 21 – 23 Februari 2022.
Perajin tahu di wilayah Sela Awi, Desa Cisdap, Kecamatan/Kabupaten Ciamis mengemas tahu yang baru dibuat, Jumat ( 18/2/2022). Demi kebaikan bersama, sejumlah perajin tahu siap mengikuti ajakan tidak produksi 21 – 23 Februari 2022. /Pikiran Rakyat/Nurhandoko/

 

POSJAKUT -- Ratusan perajin tahu tempe se Jabodetabek akan mogok produksi untuk tiga hari kedepan.

Aksi stop produksi selama tiga hari ke depan dimulai esok hari Senin 21 Februari hingga Rabu 23 Fwbruari 2022.

Keputusan  para perajin tahu tempe yang tergabung dalam Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia atau KOPTI itu menyusul kenaikan harga kedelai impor sebagai bahan baku yang belum bisa dikendalikan.

Ketua KOPTI Jakarta Pusat, Khairun, mengungkap aksi mogok produksi dilakukan serentak oleh seluruh perajin tahu tempe di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Baca Juga: Ribuan Buruh Jabodetabek Demo Serentak Esok Hari Tuntut Permenaker JHT Dicabut

"Semua produsen di Jabodetabek udah tutup. Kalau tidak ditutup akan di'sweeping' oleh teman-teman kita juga. Karena tutup ini serentak dilakukan," ujar Khairun, dilansir Antara, Minggu 20 Februari.

Khairun menjelaskan, aksi ini terpaksa dilakukan agar Pemerintah atasi tingginya harga kedelai.

Kementerian Perdagangan diminta dapat melakukan intervensi atas tingginya harga kedelai impor yang saat ini mencapai Rp12.000 per kg di tingkat perajin.

Padahal, harga kedelai impor normalnya berkisar Rp9.500 sampai Rp10.00 per kg.

Baca Juga: Demo Buruh di DPR, Said Iqbal Desak Segera Sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga

"Kalau dijual dengan harga biasa, kami tidak dapat untung bahkan rugi. Kami ingin agar pemerintah mendengar, konsumen juga mengetahui bahwa tahu tempe mahal karena bahan bakunya sudah naik," kata dia.

Sementara itu, salah satu perajin tahu tempe di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Ahmad Abdullah, mengaku, aksi mogok produksi dilakukan karena sebagian besar konsumen keberatan kalau harga tempe dijual menjadi dua kali lipat.

"Harga kacangnya melambung tinggi, harga jualnya juga tinggi, jadi susah. Orang-orang pada kaget beli tempe Rp5 ribu sekarang Rp8 ribu terus Rp10 ribu, terpaksa berhenti dulu lah," kata dia.

Abdullah berharap, agar harga kacang kedelai bisa kembali stabil, sehingga mogok produksi tidak akan berlangsung lebih lama, dan konsumen mendapatkan harga tahu tempe yang wajar.***

Editor: Fenty Ruchyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x