LANGGAM JAKARTA: Kisah Meester Cornelis Senen Sampai Menjadi Jatinegara

- 9 Januari 2022, 14:16 WIB
Sebelum menjadi Kecamatan Jatinegara Sekarang dulu bernama Meter, berasal dari nama orang Messter Cornelis Senen
Sebelum menjadi Kecamatan Jatinegara Sekarang dulu bernama Meter, berasal dari nama orang Messter Cornelis Senen /maghfur/jakarta.go.id

Baca Juga: Tekuk Watford 4-1, Leicester City Melaju ke Putaran Keempat Piala FA

Dalam perkembangannya Meester Cornelis menjadi ibu kota dari Kawedanan Jatinegara yang melingkupi Bekasi, Cikarang, Matraman, Tebet, Kramatjati, Mampang, Pondok Gede, Pasar Reb, Pancoran dan Kebayorn.

Pada 1 Januari 1936, pemerintah kolonial menggabungkan wilayah Meester ke dalam bagian kota Batavia. Nama Jatinegara baru muncul 1942, setelah Tentara Kekaisaran Jepang menduduki Hindia Belanda. Nama Meester yang terlalu berbau Belanda diganti menjadi Jatinegara.

Sebelum diganti menjadi Jatinegara oleh pendudukan Jepang, Messter merupakan salah satu wilayah yang padat penduduk. Untuk kepentingan masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut pemerintah sempat mengembangkan sarana transportasi pendukung.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Perlu Pelibatan Aktif Profesi Perawat dalam Penanggulangan Pandemi Covid 19

Pada 6 April 1875  misalnya, pemerintah sempat meresmikan jalur kereta yang menghubungkan Meester dengan Jakarta Kota.

Pada tahun 1881, Nederlands Indische Tramweg Maatschappij atau Bataviasche Stoomtram Maatschappij sempat mengoperasikan trem uap yang menghubungkan Kampung Melayu (Meester Cornelis) dengan Kota Intan (Batavia) melewati rute Maraman, Kramat, Senen, Harmoni, dan Glodok.

Baca Juga: Banjir Rendam Dua Desa di Balangan, 86 Rumah, Satu Gedung Terdampak

6 April 1925, kereta listrik mulai beroperasi sejauh 15,6 km yang menghubungkan Jatinegara dengan stasiun Tnjung Priok dan sejauh 2,6 km menghubungkan Jatinegara dengan stasiun Manggarai.

Untuk pengembangan perekonomian pulau Jawa, Daendels membangun jalan Anyer-Panarukan. Jatinegara merupakan salah satu kota yang dilewati jalur tersebut. Untuk mengurangi kesemrawutan, pada tahun 1970-an pemerintah membangun terminal Kampung Melayu.

Halaman:

Editor: Maghfur Ghazali


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini