Dinas Kebudayaan DKI Terbitkan Rekomendasi Pemugaran Gedung IMS di Kawasan Cagar Budaya GBK

- 9 Januari 2022, 10:30 WIB
Di areak cagar budaya Komplek Gelora Bung Karno (GBK) ini akan dilakukan pemugaran GedungIndoor Multifunction Stadium (IMS). Surat rekomendasi pemugarannya sudah dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Di areak cagar budaya Komplek Gelora Bung Karno (GBK) ini akan dilakukan pemugaran GedungIndoor Multifunction Stadium (IMS). Surat rekomendasi pemugarannya sudah dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. /maghfur/ant

Soekarno bersama dengan Frederich Silaban mencari lokasi dan menetapkan Senayan sebagai lokasi yang akan dibangun kompleks olahraga. Dahulunya, Senayan adalah area perkebunan dan permukiman warga yang akhirnya direlokasi ke daerah Tebet. 

 Pembangunan kompleks olahraga Gelora Bung Karno dimulai 8 Februari 1960, saat itu Indonesia mendapatkan bantuan pinjaman dari Uni Soviet sekitar 12, 5 juta dollar. Selain itu, Uni Soviet juga membantu mengirimkan para arsiteknya dan bahan-bahan bangunan.

Arsitek-arsitek dari negara lain, seperti Jerman, Hongaria, Swiss, Perancis, dan Jepang juga ikut membantu.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Perlu Pelibatan Aktif Profesi Perawat dalam Penanggulangan Pandemi Covid 19

Sejumlah gedung yang dibangun pada Kompleks Gelora Bung Karno yaitu Istora Senayan, 20 Mei 1961, Stadion Renang, Desember 1961, Stadion Tenis, akhir Desember 1961.

Selanjutnya dibangun juga Stadion Atletik, Mei 1962, Perkampungan Atlet, Mei 1962, dan  Stadion Utama, 24 Agustus 1962. 

Baca Juga: Miliki Arti Khusus Bagi Jakarta, Pemprov DKI Tetapkan 14 Objek Jadi Cagar Budaya. Ada Stasiun Jatinegara

Rancangan awal kawasan GBK menerapkan prinsip ‘cardinal points’, di mana Stadion Utama GBK adalah titik pertemuan dari delapan poros utama yang menghubungkan berbagai stadion/sarana olahraga di Kawasan tersebut. 

Pembangunan Stadion Utama GBK, dirancang oleh Frederich Silaban dan hasil berkolaborasi dengan engineer dari Uni Soviet untuk mewujudkan stadion dengan rancangan atap ‘Temu Gelang’.

Bidang atap selebar 65 meter memutar hingga bertemu satu sama lain membentuk lingkaran raksasa berupa gelang adalah salah salah satu bentuk atap yang termahsyur pada zaman itu. Bangku stadion ini menggunakan bahan kayu jati mampu menampung 100 ribu penonton. ***

Halaman:

Editor: Maghfur Ghazali


Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini