Komodo Spesies Asli Indonesia dan Hanya Ada di Pulau Nusa Tenggara Timur

9 Agustus 2022, 13:30 WIB
Komodo merupakan spesies terbesar dari familia varanidae, sekaligus kadal terbesar di dunia, dengan panjang 2-3 meter dan beratnya mencapai 100 kg /foto ant

POSJAKUT –  Komodo atau sering juga disebut sebagai biawak komodo (varanus komodoensis), adalah spesies biawak besar yang hanya terdapat di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Pulau Komodo dan Pulau Rinca memang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo yang sudah ada sejak tahun 1980. Taman Nasional Komodo dibuat untuk melindungi spesies komodo yang termasuk  spesies rentan punah.

Pulau Komodo sendiri luasnya 390 kilometer persegi. Namun yang masuk kawasan Taman Nasional Komodo sendiri memilhanya seluas 137 hektar dan terdiri dari sekitar 147 pulau.

Baca Juga: Kembali ke Rp150 Ribu, Pemberlakuan Kenaikan Tarif Masuk TN Komodi Rp3,75 Juta Ditangguhkan

Jadi, komodo itu sejatinya tidak hanya tinggal di Pulau Komodo dan Pulau Rinca saja tetapi ada juga di pulau-pulau kecil lainnya.

Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Nama lain dari komodo adalah buaya darat, walaupun komodo bukanlah spesies buaya.

Komodo merupakan spesies terbesar dari familia varanidae, sekaligus kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kg. Tubuhnya yang besar dan mengerikan membuat komodo menjadi salah satu hewan paling terkenal di dunia.

Baca Juga: Disparekraf Jakarta Promosikan Wisata Golf ke 4 Kota Besar Asia

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), populasi komodo NTT terus meningkat. Pada 2018 kurang lebih 2.899 ekor, 2019 sebanyak 3.022 ekor, 2020 sudah 3.163 ekor dan pada 2021 sebanyak 3.303 ekor.

Komodo bisanya memakan utuh hewan lain seperti kerbau, rusa, ayam hutan, juga monyet. Pola makan komodo tidak memangsa hewan setiap hari, jika sudah kenyang, komodo akan tidur dan berjalan untuk sekadar menjaga suhu tubuh.

Komodo sendiri adalah hewan karnivora, atau pemakan daging. Komodo tergolong pemburu yang ganas sehingga dapat memakan mangsa yang sangat besar, seperti kerbau besar, rusa, bangkai, babi, dan bahkan manusia.

Baca Juga: Provinsi Daerah Khusus Jakata Terus Kembangkan Potensi Wisata Ramah Bagi Umat Islam 

Komodo ermasuk hewan yang pandai berkamuflase tidur layaknya batang pohon kayu yang sudah lapuk. Begitu ada hewan berjalan di sekitarnya, komodo segera memangsanya.

Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina biasanya berwarna hijau kecokelatan dan memiliki bercak kecil kuning pada tenggorokannya. 

Di dalam mulut komodo dewasa, terdapat sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5 cm, yang sering terlepas atau ditanggalkan.  Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning kecokelatan dan bercabang.

Baca Juga: Diikuti 70 Peserta, Dinas parekraf DKI Gelar Kelas Jakarta Intellectual Poperty

Air liur komodo merupakan salah satu hal yang sering dibicarakan banyak orang karena kebanyakan orang menganggapnya beracun seperti bisa ular atau kadal beracun, bahkan dianggap tidak ada obatnya, baik untuk mencegah maupun menetralkan racun tersebut.

Komodo mampu melihat hingga sejauh 300 meter namun karena retinanya hanya memiliki sel kerucut, hewan ini tidak dapat melihat dengan baik di kegelapan malam.

Komodo mampu membedakan warna namun tidak begitu mampu membedakan objek yang tak bergerak. Komodo tidak memiliki indera pendengaran, walaupun memiliki lubang telinga.

Baca Juga: Wow Keren, Pulau Kelapa di Kepulauan Seribu Termbus 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022

Sebelumnya pemerintah NTT bersikeras tidak berubah terkait penerapan tarif baru masuk Taman Nasional Komodo (TNK) sebesar Rp 3,75 juta per orang untuk setahun.

Tadinya Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, menganjurkan para wisatawan yang menolak ke TNK karena kenaikan tarif, untuk mengunjungi Pulau Rinca. Sebab, tarif masuk Pulau Rinca tidak naik yakni sebesar Rp50 ribu, belum termasuk biaya ranger.

Namun atas berbagai pertimbangan, tarif baru untuk masuk TN Komodo ditangguhkan hingga 2023. Tak jelas apakah karena pengunjung TN Komodo menyusut tajam? Yang pasti keputusan penundaan diambil karena berbgai masukan dari masyarakat. ***

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: posjakut/KLHK

Tags

Terkini

Terpopuler