Penanggulangan Banjir di Jakarta Terus Dilakukan, Asbang LH DKI: Perlu Penerapan Konsep RTH Jadi RTB

7 Juli 2022, 10:35 WIB
Penanganan banjir di Daerah Khusus Jakarta tak boleh sembarangan, perlu menyeimbangkan laju ekonomi dan pelestarian lingkungan /foto ant

POSJAKUT -- Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Asbang LH) Sekda Provinsi DKI Jakarta, Afan Adriyansah mengungkapkan berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan banjir.

Menuut Asbang dan LH Afan Adriyansyah, berbagai upaya penanggulangan banjir yang selama ini telah dilakukan berdampak pada pengurangan titik genangan, mengingat penanganan banjir di Jakarta bukah hal yang mudah.

Artinya kata Afan, penanganan banjir di Jakarta tak boleh sembarangan,  perlu keseimbangan laju ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Baca Juga: Penyerapan Dana PEN Oleh Dinas Sumber Daya Air DKI untuk Penanggulangan Banjir Dinilai Belum Optimal

“Untuk mencapai tujuan itu Pemprov DKI harus memanfaatkan ruang secara efektif untuk setiap jengkal tanah di Jakarta,” ujar Afan Adriansyah, dalam keterangannya di Jakarta Kamis 7 Juli 2022.

Afan menjelaskan, Gubernur DKI Jakarta memiliki konsep mengkombinasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi Ruang Terbuka Biru (RTB). Salah satu contohnya yakni Tebet Eco Park.

Konsep kombinasi RTH dan RTB itu saat musim kemarau, RTH difungsikan sebagai RTH. Sementara saat musim hujan dalam kondisi diperlukan, disiapkan sebagai sarana pengendali banjir.

Baca Juga: Pemprov DKI Kerahkan Semua Tenaga Dinas Sumber Daya Air untuk Penanggulangan Banjir di Ibu Kota

Ia mengungkapkan, saluran air di Jakarta tidak akan sanggup menampung curah hujan ekstrim. Sebab, kapasitas daya tampung saluran di seluruh wilayah  Kota Jakarta hanya untuk menampung air hujan sekitar 100 hingga 125 milimeter per hari.

Dengn konsep penggabungan RTH dan RTB dalam kondisi tertentu, air hujan akan ditahan sementara  di taman atau RTH. Saat kondisi saluran kota sudah surut, barulah air hujan dialirkan.

Ditambahkan Afan, Pemprov DKI Jakarta saat ini terus melaksanakan program pembangunan untuk pengendalian banjir.

Baca Juga: Dinas SDA DKI Siagakan 12 Pompa Apung Antisipasi Lagi Banjir Rob di Jakarta Barat

Program pengendalian banjir yang sedang dikerjakan dan ditargetkan rampung tahun 2022 di antaranya sembilan polder, pembangunan empat waduk dan peningkatan kapasitas di dua aliran kali yakni Ciliwung dan Pesanggarahan.

Secara terpisah, Satuan Pelaksana Sumber Daya Air (Satpel SDA) Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, melakukan pengurasan saluran mikro di Jalan Letjen S. Parman, tepatnya di samping RS Harapan Kita dan Jalan Kota Bambu 1. 

Pengurasan saluran mikro di samping RS Harapan Kita sepanjang 100 meter dengan lebar 40 sentimeter dan tinggi 60 sentimeter dikerjakan 13 orang .

Baca Juga: Sudin SDA Jakarta Utara Selalu Siaga Antisipasi Kemungkinan Terjadi Banjir

Menurut Kasatpel SDA Kecamatan Palmerah, Arif Junaidi endapan lumpur di saluran ini tebalnya sudah mencapai 50 sentimeter, sehingga saluran tak mampu menampung debit air secara optimal.

Setelah dilakukan pengerukan ada 16 meter kubik lumpur sudah diangkut. Pengurasan lumpur di saluran ini, kata Arif, diprediksi rampung pada pekan ini.

Sementara itu, untuk saluran di Jalan Kota Bambu Satu, dengan panjang  100 meter, lebar 40 sentimeter dan kedalaman 50 sentimeter juga sedang dikerjakan petugas satuan pelaksana sumber daya air.

Diharpkan normalisasi saluran ini dapat menampung debit air lebih banyak dan air tak meluap saat terjadi hujan. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Tags

Terkini

Terpopuler