RENUNGAN: Shalawat dan Kerinduan si Nenek

23 Mei 2022, 06:35 WIB
Illustrasi, zikir, shalawat dan baca Al Quran harus menjadi kebiasaan seorang muslim/ /Pexels/ /portalsulut.pikiran-rakyat.com/

POSJAKUT – Seorang nenek datang pada Imam Hasan Basri dengan muka yang sedih. Ia bercerita bahwa ia mempunyai seorang gadis cantik telah meninggal dunia. Anak itu adalah satu-satunya peninggalan almarhum suaminya.

Nenek itu sangat mencintai anaknya, sehingga kematiannya sangat menyedihkan.

“Wahai tuan guru,” kata si nenek,  “beberapa hari ini saya sangat rindu ingin bertemu dengan anakku yang sudah mati itu, walau pun hanya dalam mimpi.”

Guru besar yang juga seorang Waliyullah itu terdiam sejenak. Kemudian ia bertanya pada si nenek. “Apakah kamu cinta pada Rasulullah?”

-Baca Juga: HADITS SHAHIH: Ciri-ciri Orang yang Cinta Dunia dan Takut Mati. Apa Kata Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal?

“Ya….tidak ada cinta yang lebih besar selain kepada Allah dan Rasululla,” kata si nenek.

“Kalau begitu, bacalah shalawat pada Rasulullah semampu ibu, resapkanlah agar shalawat itu merupakan tumpahan dari cinta ibu kepada Nasbi SAW.”

Nenek itu kemudian benar-benar menjalankan apa yang diperintahkan oleh Imam Hasan Basri. Setelah beberapa malam kemudian, ia benar-benar memperoleh keinginannya, yaitu bermimpi nertemu anak gadisnya itu.

Anehnya, pada leher putrinya yang dulu tergantung kalung emas yang indah bermata berlian, kini nampaknya seekor ular sedang melilitnya.

-Baca Juga: TAUSYIAH: Ini 4 Hal yang Dapat Mengangkat Derajat Seseorang

Betisnya yang dulu terlilit kain sutera yang mengkilat, kini diikat dengan rantai besi yang merah terbakar, melepuhkan daging kaki. Saking kagetnya, si nenek pun menjerit dan terbangun dari tidurnya, ia memang sedang bermimpi.

Keesokan harinya ia melapor kepada Imam Hasan Basri  atas  mimpi yang diperolehnya itu. Imam Hasan Basri terkejut, betapa berat siksaan yang diterima gadis itu.

Namun demikian si nenek tidak putus asa, ia pun terus membaca shalawat kepada Nabi sebagai bukti kecintaannya kepada Rasulullah.

Suatu malam Imam Hasan Basri bermimpi bertemu dengan gadis, puteri nenek itu. Kenyataan yang dilihat Imam Hasan Basri  berbeda dengan mimpi yang dialami si nenek.

Gadis ini benar-benar cantik. Memakai kalung untaian mutiara putih, bermata unta sangat indah, pakaiannya sutra halus berbau harum wangi. Imam Hasan Basri menjadi terpesona.

“Wahai tuan guru, apakah tuan guru tidak mengenal saya?”Tanya si Gadis di dalam mimpi itu.

Waliyullah itu menggeleng. “Tikdak kenal,”kata Imam Hasan Basri.

“Saya adalah anak nenek itu, nenek yang pernah minta amalan kepada Imam,”kata gadis itu lagi.

-Baca Juga: RENUNGAN: Akibat Lupa dalam Shalat

Imam Hasan Basri terheran-heran. “Menurut cerita ibumu, kau dalam keadaan tersiksa. Kalau begitu, ibumu telah membohongiku?” kata Hasan Basri dengan nada setengah bertanya.

“Tidak. Ibu tidak berbohong. Dulu memang saya disiksa. Tetapi kini saya dibebaskan. Kedudukanku terangkat, termasuk teman-teman saya di alam kubur ini. Perbuatan maksiat kami telah diampuni Allah SWT.”

“Gerangan apa yang mengangkaumu itu” Tanya Imam Hasan Basri.

“Pasa suatu malam, ketika ada seorang lelaki datang ke kuburan kami, lantas ia membaca shalawat yang pahalanya dilimpahkan kepada kuburan ini, sehingga kami secara serentak terangkat dari siksa kubur.”

“Dan ini pun berkat ibu saya yang tak henti-hentinya mengamalkan shalawat pemberian tuan,” kata gadis itu lagi.

“Maksiat-maksiat kecil kami terhapus oleh siraman pahala shalawat itu,”lanjutnya.

Imam Hasan Basri pun terbangun dari mimpinya. Lantas keesokan harinya mimpinya itu dia ceritakan kepada si nenek, ibu gadis itu.

Betapa gembiranya si nenek, dan ia pun semakin rajin membaca shalawat tiap malam.***

Sumber: Renungan Orang Beriman. Dihimpun Oleh HRS.Hadikamadjaja, Yayasan Al-Jumhuriyah, Jakarta, 1996.

 

 

 

Editor: Ramli Amin

Tags

Terkini

Terpopuler