BPBD DKI Siapkan Personel Tim Reaksi Cepat ke Seluruh Wilayah Jakarta Antisipasi Cuaca Ekstrem

10 Maret 2022, 12:00 WIB
Ada 267 personel yang selama 24 jam memantau dan mengkoordinasikan ke dinas terkait setiap perkembangan di wilayah /antara/antarafoto

POSJAKUT – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan pihaknya sudah menyiagakan selama 24 jam memantau dan mengkoordinasikan ke dinas terkait setiap perkembangan di wilayah, baik kejadian kebakaran, cuaca ekstrem dan angin kencang 

Menurut Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, ada 267 personel yang selama 24 jam memantau dan mengkoordinasikan ke dinas terkait setiap perkembangan di wilayah, baik kejadian kebakaran, cuaca ekstrem dan angin kencang, bnjir, longsor dll

Isnawa menjelaskan bahwa BPBD DKI juga terus menginformasikan peristiwa terkini, terutama imbauan kepada masyarakat terkait cuaca ekstrem melalui media sosial.

Baca Juga: Wagub DKI Tegaskan Banding Atas Pusutusan PTUN Bukan Pencitaaan Tapi Cari Kejelasan Fakta

Ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap keberadaan pohon-pohon rawan tumbang, papan reklame, tiang penerangan jalan umum (PJU) dan material lainnya, saat terjadi angin kencang.

BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI untuk memantau pohon-pohon yang sudah tua demi mengantisipasi pohon tumbang yang dapat menimpa material lain.

Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan intensitas hujan yang cukup deras disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia.

Baca Juga: 60 Warga di Kecamtan Tanah Abang Mengikuti Pelatihan Pemulasaraan Jenazah dari Kementerian Agama

Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini berada dalam periode akhir musim hujan dan peralihan musim penghujan ke musim kemarau.

Oleh karena itu, potensi hujan lebat dalam waktu singkat disertai angin kencang dan puting beliung lazim terjadi. Kondisi seperti ini dapat berlangsung hingga April-Mei 2022.

Sebagai ibu kota negara, Jakarta kerap menjadi pusat perhatian masyarakat terutama karena persoalan sosial di antaranya macet dan polusi udara, juga langganan banjir yang kerap disematkan di kota ini saat puncak musim hujan.

Baca Juga: BMKG Memperkirakan Hari ini Jakarta Barat, Selatan Cibinong dan Bogor Hujan Disertai Angin Kecang dan Petir 

Banjir misalnya sudah menjadi momok bagi warga Jakarta yang memang lokasinya berada di dataran rendah. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan wilayahnya menghadapi tiga ancaman, yakni dari pesisir utara, kawasan hulu atau pegunungan di selatan dan di dalam kota sendiri. 

Dari pesisir utara Jakarta ancamannya adalah banjir rob ketika permukaan air laut lebih tinggi dari daratan dan pada saat bersama terjadi hujan deras. Kondisi ini kan membuat aliran sungai menuju muara bertemu dengan permukaan air laut yang lebih tinggi.

Dari hulu atau sisi selatan kawasan pegunungan mengalirkan air kiriman melalui 13 sungai yang membelah Jakarta dengan total daya tampungnya mencapai 2.300 meter kubik per detik.

Baca Juga: Dari Workshop Zakat STAI Attaqwa, Faisal Qosim; Zakat Merupakan Rukun Islam Paling Diabaikan Umat

Jika saat musim hujan, kapasitas air yang mengalir di bawah 2.300 meter kubik per detik, maka potensi banjir dapat diminimalkan. Namun beda cerita jika melebihi daya tampung itu. 

Cilakanya, saat hujan ekstrem di kawasan hulu, volume air melalui 13 sungai itu bisa mencapai 3.200 meter kubik per detik. 

Sementara ancaman di dalam kota sendiri yakni kapasitas drainase yang saat ini mampu menampung air hujan hingga 100 milimeter per hari untuk drainase di jalan utama dan jalan raya, sedangkan di sekitar perkampungan, kapasitasnya hingga 50 milimeter per hari.

Pada Januari 2019, curah hujan pernah mencapai 377 milimeter per hari atau 3,7 kali lipat lebih tinggi dari kapasitas drainase, begitu juga saat Februari 2021 curah hujan sempat mencapai 250 milimeter per hari sehingga banjir tidak bisa dielakkan. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Tags

Terkini

Terpopuler