Prof Din Syamsuddin: 'Masalah Perbatasan Masih Jadi Kendala Serius Konflik Palestina–Israel!'

- 30 September 2022, 21:30 WIB
Prof Din Syamsuddin: 'Masalah Perbatasan Masih Jadi Kendala Serius Konflik Palestina–Israel!'
Prof Din Syamsuddin: 'Masalah Perbatasan Masih Jadi Kendala Serius Konflik Palestina–Israel!' /Nur Aliem Halvaima /Foto : Tangkapan Webinar/ Posjakut

Konflik tersebut juga telah membawa dampak global berupa munculnya gerakan-gerakan fundamentalisme, radikalisme di dunia Islam oleh sebagian kecil kalangan yang mendukung Palestina maupun oleh para pengungsi Palestina, dengan muara persoalan ketidakadilan yang diderita rakyat Palestina.

Baca Juga: Polisi Israel Menerobos Masjid Al-Aqsa, Puluhan Warga Palestina Terluka

Beberapa negara OKI telah melangkah lebih maju seperti Mesir, Uni Emirat Arab, Yordania dan terakhir sedang berproses, Arab Saudi, untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. OKI juga menganjurkan Two State Solutions dalam sikap politiknya. 

"Hubungan dagang langsung dengan Israel secara diam-diam juga telah dilakukan oleh beberapa negara Islam yang tidak mempunyai hubungan diplomatik, seperti Indonesia,“ lanjutnya.

Menurut Din, bahwa solusi dua negara meski adalah langkah terbaik, namun menghadapi beberapa kendala serius, seperti masalah perbatasan Palestina – Israel. Palestina menginginkan tapal batas sebelum perang 1967 namun Israel menolaknya.

Ide Solusi Dua Negara yang tiba-tiba ditawarkan PM Israel yang baru dan Joe Biden, tidak lepas dari global power shifting dengan bergesernya bandul politik global ke China sebagai new super power ekonomi. 

Baca Juga: Kecam Serangan Tel Aviv, Hamas Palestina Ancam Bahrain dan Turki Karena Memihak Kolonialisme Israel

"China berhasil membuka koridor ekonomi ke banyak negara terutama Asia Selatan seperti Pakistan, dan juga terkini dengan Afghanistan setelah USA pergi, disamping negara-negara anggota ASEAN,“ tambah Din.

Indonesia juga harus lebih keras bersuara di forum OKI untuk menggolkan ide solusi dua negara. Meski ada kondisi global injustice dan standar ganda oleh USA dan Barat, namun kepada anggota OKI terutama yang dipandang moderat seperti Turki, 

"Pakistan dan Maroko harus dapat membangun kemitraan strategis menghadapi USA dan Barat, terutama untuk menggolkan ide Solusi Dua Negara,” jelas Di Syamsuddin.***

Halaman:

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x