Network
POSJAKUT - Para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi yang berkembang dan permusuhan bersenjata di Ukraina yang dilanda invasi Rusia.
“Menteri Luar Negeri ASEAN sangat prihatin atas situasi yang berkembang dan permusuhan bersenjata di Ukraina. Kami meminta semua pihak terkait untuk menahan diri secara maksimal dan melakukan upaya maksimal untuk melakukan dialog melalui semua saluran, termasuk sarana diplomatik untuk mengatasi situasi, untuk memutuskan meningkatkan ketegangan, dan untuk mencari resolusi damai sesuai dengan hukum internasional, prinsip-prinsip Piagam PBB dan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara," kata Menteri Luar Negeri ASEAN dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu.
Para menteri luar negeri juga menyatakan keyakinan bahwa "masih ada ruang untuk dialog damai" untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dari situasi di dalam dan sekitar Ukraina.
Baca Juga: Setelah Cukup Lama Mengabaikan, Akhirnya Jerman Turun Tangan Kirim Pasukan dan Senjata untuk Ukraina
"Agar perdamaian, keamanan, dan ko-eksistensi yang harmonis dapat terwujud, adalah tanggung jawab semua pihak untuk menjunjung tinggi prinsip saling menghormati kedaulatan, keutuhan wilayah, dan persamaan hak semua bangsa," tambah pernyataan itu.
Kamis 24 Februari 2022, Rusia memulai operasi khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, menanggapi panggilan dari republik rakyat Donetsk dan Luhansk untuk bantuan dalam melawan agresi pasukan Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan operasi khusus hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina dan penduduk sipil tidak dalam bahaya. Moskow mengatakan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.***
Artikel Rekomendasi