Saling Sikut, Antony Blinken dan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Menjadi Sorotan di Sidang Dewan Keamanan PBB

- 18 Februari 2022, 13:30 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken Berbicara Masalah Ukraina Selama Kunjungannya ke Fiji, Sabtu, 12 Februari 2022. (Sumber: ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque/tmIlustrasi)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken Berbicara Masalah Ukraina Selama Kunjungannya ke Fiji, Sabtu, 12 Februari 2022. (Sumber: ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque/tmIlustrasi) /

POSJAKUT - Satu per satu anggota Dewan Keamanan PBB menyerukan solusi diplomatik untuk krisis di Ukraina. Bahkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan segala sesuatu harus dilakukan untuk menemukan solusi diplomatik.

Ironisnya, ia tidak menanggapi seruan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, untuk menyatakan dengan tegas bahwa Rusia tidak akan menyerang Ukraina.

Pertemuan tahunan Dewan Keamanan diadakan oleh Rusia untuk fokus pada implementasi Perjanjian Minsk yang bertujuan memulihkan perdamaian di Ukraina timur di mana separatis yang didukung Rusia telah berperang dengan pasukan pemerintah sejak invasi Moskow ke Krimea pada tahun 2014.

Baca Juga: Pakar Politik Mengungkapkan Skenario Terburuk Rusia untuk Invasi Ukraina

Sesi terbuka menyatukan semua pemain kunci yang sekarang menghadapi keluhan keamanan yang lebih luas dari Moskow. Hal ini tentu menuntut larangan NATO agar Ukraina bergabung dengan aliansi, yang menurut anggotanya tidak mungkin.

Blinken, menyinggung pidato pendahulunya, Colin Powell, di Dewan Keamanan PBB pada tahun 2003 yang memaparkan bukti AS tentang senjata pemusnah massal Irak menjelang invasi Amerika yang ternyata keliru, mengatakan kepada anggota dewan bahwa ia ingin menjelaskan, “ Saya di sini hari ini bukan untuk memulai perang, tetapi untuk mencegahnya.”

Tetapi Blinken mengatakan informasi AS menunjukkan bahwa lebih dari 150.000 tentara yang dikumpulkan Rusia di sekitar Ukraina “bersiap untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina dalam beberapa hari mendatang.”

Ia mengatakan dunia dapat berspekulasi bahwa Rusia akan membuat dalih untuk serangannya, mungkin mengarang pemboman teroris di dalam Rusia, menemukan penemuan kuburan massal, melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap warga sipil atau serangan palsu menggunakan senjata kimia.

Baca Juga: Fitur Facial Recognition Gagal Lindungi Privasi Pengguna, Meta Digugat Kejaksaan Agung Texas

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x