Menolak Tuntutan Rusia, Proposal AS dan NATO Ditolak Balik

- 1 Februari 2022, 19:51 WIB
Panas! AS dan Rusia Berdebat Soal Krisis Ukraina di Dewan Keamanan PBB, Joe Biden: Kami akan Terus Terlibat
Panas! AS dan Rusia Berdebat Soal Krisis Ukraina di Dewan Keamanan PBB, Joe Biden: Kami akan Terus Terlibat /Tangkap layar postingan akun Instagram @ukraine_defence

POSJAKUT - Para pejabat Rusia pada Selasa, 1 Februari 2022 membantah laporan bahwa Moskow mengirimkan tanggapan tertulis kepada Washington atas proposal AS yang ditujukan untuk meredakan krisis Ukraina, sehari setelah kedua negara saling tuding tajam di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kremlin sedang mencari jaminan yang mengikat secara hukum dari AS dan NATO bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan blok tersebut, penyebaran senjata NATO di dekat perbatasan Rusia akan dihentikan dan pasukan aliansi akan ditarik kembali dari Eropa Timur.

Tuntutan tersebut, yang ditolak oleh NATO dan AS sebagai nonstarter, datang di tengah kekhawatiran bahwa Rusia mungkin menginvasi Ukraina, memicu penumpukan sekitar 100.000 tentara Rusia di dekat perbatasan Ukraina. Pembicaraan antara Rusia dan Barat sejauh ini gagal menghasilkan kemajuan apa pun.

Baca Juga: Laporan Terbaru Misi DART: Petahanan Bumi Pertama dari Ancaman Asteroid

Washington telah memberikan tanggapan tertulis kepada Moskow atas tuntutan tersebut, dan pada hari Senin kemarin. Tiga pejabat pemerintahan Biden mengatakan bahwa pemerintah Rusia mengirim tanggapan tertulis terhadap proposal AS.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri telah menolak untuk memberikan rincian tentang dokumen tersebut, dengan mengatakan bahwa “tidak akan produktif untuk bernegosiasi di depan umum” dan bahwa mereka akan menyerahkannya kepada Rusia untuk membahas usulan tandingan tersebut.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menandatangani dekrit pada hari Selasa untuk memperluas tentara negara itu sebanyak 100.000 tentara, sehingga jumlah seluruhnya menjadi 350.000.

Zelenskyy, yang dalam beberapa hari terakhir berusaha untuk menenangkan bangsa di tengah ketakutan akan invasi yang akan segera terjadi, mengatakan pada hari Selasa bahwa dia menandatangani “dekrit ini bukan karena perang.” “Keputusan ini agar perdamaian segera dan lebih jauh lagi,” kata presiden.***

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: Associated Press (AP)


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x