Olimpiade Beijing Akan Menghadang Invasi Rusia ke Ukraina yang Diprediksi Februari 2022

- 27 Januari 2022, 14:30 WIB
Relawan di Ukraina sedang dilatih untuk berjaga-jaga ketika ketegangan muncul antara negara itu dan Rusia.
Relawan di Ukraina sedang dilatih untuk berjaga-jaga ketika ketegangan muncul antara negara itu dan Rusia. /The Sun/Reuters

POSJAKUT -- Olimpiade Musim Dingin Beijing dinilai bisa menghentikan invasi Rusia.

Ukraina menjadi negara yang paling mungkin diinvasi negara Vladimir Putin tersebut pada Februari nanti.

Diungkap Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman bahwa Presiden China Xi Jinping tidak akan senang jika kedua peristiwa itu terjadi bersamaan.

Sherman mengatakan dia tidak tahu apakah Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan untuk menginvasi Ukraina.

Baca Juga: Rusia Tidak Akan Menyerang Ukraina. Harlan Ullman: Amerika Serikat Terlalu Berlebihan

Namun sejumlah petunjuk menunjukkan invasi bisa terjadi pertengahan Februari.

Olimpiade Beijing akan dimulai 4 Februari dan pada upacara pembukaan, Presiden Putin diperkirakan hadir di sana.

"Saya kira mungkin Presiden Xi Jinping tidak akan senang jika Putin memilih momen itu untuk menyerang Ukraina. Jadi Olimpiade bisa mempengaruhi Putin," ungkap Sherman dilansir Antara dari Reuters, Kamis 27 Januari 2022.

Putin mengkritik boikot diplomatik Olimpiade oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya atas alasan catatan hak asasi manusia China, dengan mengatakan bahwa dia menentang "politisasi olahraga."

Baca Juga: Joe Biden Meminta Presiden Rusia untuk Menghentikan Invasi atas Wilayah Ukraina

Kedutaan Besar AS di Ukraina mendesak warga Amerika di Ukraina untuk meninggalkan negara itu saat ini juga dengan mengatakan situasi keamanan di negara itu "tidak dapat diprediksi karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia".

Amerika Serikat dan sekutunya sudah mengancam sanksi kepada Rusia jika melanjutkan invasi ke Ukraina, tetapi sekitar 100.000 tentara Rusia tetap berada di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.

Rusia mengatakan krisis itu didorong oleh tindakan NATO dan AS, dan menuntut jaminan keamanan dari Barat, termasuk janji NATO untuk tidak mengakui Ukraina.

Sebaliknya Amerika Serikat bersiap menghadapi semua skenario, termasuk "invasi skala penuh" dan menyatakan seorang pun tentara Rusia yang memasuki Ukraina sebagai masalah yang sangat serius bagi keamanan internasional.***

Editor: Fenty Ruchyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x