Invasi Kamis: Dari Korban Ledakan Rudal Hingga Sesi Darurat NATO dan Penjatuhan Sanksi Lebih Besar pada Rusia

25 Februari 2022, 06:00 WIB
Kondisi Kyiv, Ibukota Ukraina, Pasca Invasi Kamis /Newsweek

POSJAKUT - Pasukan Rusia menyerang Ukraina pada Kamis pagi, melancarkan serangan yang berpotensi menewaskan ribuan orang, memaksa jutaan lainnya melarikan diri, dan mengacaukan geopolitik Eropa, dengan konsekuensi yang pasti akan bergema di seluruh dunia.

Ledakan serangan rudal terdengar dari Kyiv, ibukota Ukraina, ke kota di timur Kharkiv, menyusul laporan tembakan artileri keluar dari pasukan Rusia melintasi perbatasan. Menteri Luar Negeri Ukraina menyebut tindakan Rusia sebagai "invasi skala penuh ke Ukraina."

Melansir Reuters, penjaga perbatasan Ukraina mengatakan manuver militer Rusia yang terpisah telah menyeberang ke Ukraina dan menyebar ke tiga wilayah pada Kamis 24 Februari 2021, antara lain Chernihiv, Kharkiv, dan Luhansk.

Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina mengatakan bahwa setidaknya delapan orang telah tewas dan sembilan lainnya terluka oleh serangan Rusia. Dalam laporan kantor berita BBC, serangan rudal dan ledakan terdengar di beberapa tempat di seluruh Ukraina pada hari yang sama.

Baca Juga: Reaksi Pemimpin Dunia Terhadap Serangan Rusia ke Ukraina

"Doa seluruh dunia bersama rakyat Ukraina malam ini karena mereka menderita serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan oleh pasukan militer Rusia," kata Presiden AS, Joe Biden, dalam sebuah pernyataan. "Presiden Putin telah memilih perang pra-mediasi yang akan membawa korban jiwa yang besar dan penderitaan manusia."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada rakyatnya pada hari Kamis setelah Rusia melancarkan serangannya, dengan mengatakan: "Tetap tenang, tetap di rumah, tentara melakukan tugasnya."

Orang-orang telah melarikan diri dari ibukota Ukraina, dan menggunakan stasiun kereta bawah tanah kota sebagai bunker.

NATO segera mengadakan sesi darurat, disusul Inggris dan Uni Eropa yang sepakat menjatuhkan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia.

Invasi Kamis didahului oleh permintaan resmi untuk intervensi militer dari separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur, di mana pemberontak dan pasukan Rusia telah memerangi pasukan Ukraina selama delapan tahun.

Baca Juga: Situasi Pasca Deklarasi Putin: Dari Pertemuan Darurat PBB Hingga Ancaman Blinken untuk Perkuat NATO

Menjelang serangan, Presiden Zelensky muncul dalam seruan terakhir untuk perdamaian sambil berjanji bahwa Ukraina akan "melawan" terhadap serangan Rusia lebih lanjut.

Beberapa jam kemudian, dalam pidato dini hari yang bertepatan dengan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, Presiden Rusia Vladimir Putin secara efektif menyatakan perang, bersikeras bahwa pasukan Rusia akan berjuang untuk "demiliterisasi" dan "de-Nazifikasi" Ukraina.

"Serangan itu akan menjadi skala penuh dan serangan militer yang komprehensif," kata Senator Marco Rubio, wakil ketua Komite Intelijen Senat, di Twitter.

Tank Rusia mulai membanjiri perbatasan dari Belarus serta menduduki Krimea segera setelah, menurut Kementerian Dalam Negeri Ukraina, pasukan Rusia menyerang pasukan keamanan Ukraina dengan artileri dan senjata ringan.***

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: Business Insider

Tags

Terkini

Terpopuler