Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, mengatakan, umumnya para Bunda kerap dihadapi permasalahan ekonomi dan kesulitan dalam menangani pengasuhan.
Belum lagi kegiatan sekolah anak dari rumah selama hampir 2 tahun ini yang cukup menguras emosi.
"Kondisi ini jika tidak dikelola dengan baik dapat berdampak buruk bagi kesejahteraan mental ibu, seperti munculnya gejala depresi dan kecemasan," tuturnya.
Pada dasarnya, kata Anna, semua jenis emosi ada manfaatnya dan boleh dialami secara wajar. Stres (eustress) dibutuhkan untuk membuat kita lebih bersemangat.
"Namun jika stress berlebihan, Bunda bisa rugikan anak, diri sendiri dan seluruh keluarga," terangnya.
Perlu diketahui bahwa kondisi tubuh terkait erat dengan kondisi psikis, sehatkan tubuh untuk sehatkan fisik.
"Kuasai cara tenangkan diri, lakukan kebiasaan baik , jika masalah terus berlanjut maka konsultasikanla kepada ahli,” sarannya.
Tidak melulu masalah rumah tangga. Faktor internal lain seperti, toxic positivity juga sangat mempengaruhi kondisi mental ibu.
Ini adalah kondisi untuk selalu berpikir dan bersikap positif. Dalam hal ini, ibu dituntut untuk terlihat sebagai sosok yang selalu bahagia dan memancarkan emosi positif.
"Sedangkan, Ibu yang berkeluh kesah karena kelelahan mengasuh anak kerap dipermalukan. Tidak sedikit yang terkadang menyalahkan," ungkapnya.
Artikel Rekomendasi