Network
POSJAKUT - Ramainya masalah KDRT belakangan ini, membuat Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sebagai lembaga negara terpaksa ikut nimbrung. "Hadapi dengan tegas," ujar Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi, Sabtu 8 Oktober 2022.
Masalah KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga, biasanya menjadi ramai dibicarakan apabila menyangkut rumah tangga kalangan artis atau selebritis. Seperti terjadi pada pedangdut Lesti Kejora yang melaporkan suaminya pesinetron Rizky Billar ke polisi karena KDRT.
Perkembangan terakhir, Rizky Billar, terancam masuk tahanan polisi karena kasus KDRT yang dilaporkan Lesti Kejora statusnya dinaikkan dari penyelidikan ke penyidikan.
-Baca Juga: Kasus KDRT Lesti Kejora Dinaikka n ke Tahap Penyidikan, Billar Terancam Ditahan
Menanggapi soal ramainya isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ini di mana LPSK juga sering menerima aduan terkait kasus tersebut, Edwin Partogi mengatakan korban dari peristiwa KDRT perlu mengambil sikap tegas dalam keputusannya.
"Para korban harus bersikap jelas, tegas, mengambil garis batas. Mengambil garis merah,” ujar Edwin saat dihubungi, Sabtu 8 Oktober 2022.
Namun Edwin tidak menyinggung-nyinggung kasus KDRT siapa pun, termasuk tidak menyinggung kasus Lesti Kejora.
Dijelaskannya, maksud dari garis merah atau garis batas itu yakni mengambil keputusan untuk melanjutkan hidup bersama atau berpisah.
“Para korban itu yang memutuskan. Kerap kasus KDRT buat korban itu suasananya sudah kiamat. Mereka melalui penderitaan,” ucapnya.
-Baca Juga: Kasus KDRT Lesti Kejora, Terganggu Kejiwaannya Billar Mangkir dari Panggilan Polisi
Artikel Rekomendasi