POSJAKUT - Masalah kemerdekaan Taiwan telah lama membuat China berselisih dengan banyak negara, karena China menganggap Taiwan sebagai bagian dari negaranya dan dengan gigih menentang gerakan kemerdekaan apa pun.
Beberapa bulan Maret yang lalu bahkan Perdana Menteri China Li Keqiang mengkampanyekan prinsip "Satu China", yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari China yang bersatu.
Hubungan kedua negara tersebut semakin tegang dengan munculnya isu rencana invasi China ke kepulauan Taiwan yang mereka 'anggap milikinya'.
Baca Juga: Jiyoon Hengkang dari Grup Weeekly Karena Masalah Kesehatan, Ini Kata IST Entertainment
Sementara dunia internasional, khususnya Barat, berpihak pada Taiwan, film Hollywood yang rilis 24 Mei lalu berjudul 'Top Gun: Maverick' memperpanas situasi dengan menampilkan bendera Taiwan di salah satu adegannya.
Couldn't Help Myself but Express my Gratitude to @ParamountPics for Rectifying a small yet an Iconic visual from Top Gun: Maverick (2022).
Japan & Taiwan flag replaced with Equivalent Flags was Unacceptable but I am Happy they kept it intact in the Movie #TopGunMaverick ???????????????????????????????? pic.twitter.com/ddIcMisPSB— Sagar K (@Hellraisagar) May 25, 2022Baca Juga: Militer Taiwan Terbitkan Buku Manual Pertahanan Sipil Menyusul Potensi Serangan dari China
"Ada tiga T yang tidak boleh Anda sebut di dunia Hollywood; Taiwan, Tibet, dan Lapangan Tiananmen," kata pengamat film Erich Schwartzel saat diwawancara FOX 11 Los Angeles.
Membawa unsur "Taiwan" dalam film akan menjadi hal yang sensitif dan kontroversial. Berisiko mengundang kecaman dari China dan kemungkinan pemboikotan dari pemutaran film di China.
Pasar China sangat penting di industri Hollywood. Jika film dilarang pemutarannya di China, maka sama dengan kehilangan 1,3 miliar penonton.
Dilansir dari The Hollywood Reporter, pada 2012, film-film Hollywood mengumpulkan 48,2 persen pangsa pendapatan box office China. Dan terus merosot hingga tahun 2021 menjadi 12,3 persen.
Artikel Rekomendasi