POSJAKUT - Sabtu, 5 Maret 2022, Pemerintah China memperingatkan campur tangan asing dalam hubungannya dengan Taiwan saat merilis sebuah laporan baru yang berjanji untuk menyelesaikan masalah kemerdekaan Taiwan di era modern.
Masalah kemerdekaan Taiwan telah lama membuat China berselisih dengan banyak negara Barat, karena China menganggap Taiwan sebagai bagian dari negaranya dan dengan gigih menentang gerakan kemerdekaan apa pun.
Sebaliknya, para pejabat di Taiwan menganggap kepulauan Taiwan sebagai negara mereka sendiri yang merdeka, membuat hubungan antara kedua belah pihak semakin sulit.
Baca Juga: Lagi-lagi IU Sumbang Harta untuk Aksi Kemanusiaan, Kali Ini untuk Korban Kebakaran Hutan
Dalam sambutan pembukaan pertemuan parlemen China, Perdana Menteri China Li Keqiang berpegang pada prinsip "Satu China", yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari China yang bersatu.
"Kami akan memajukan pertumbuhan hubungan damai di Selat Taiwan dan penyatuan kembali China," katanya, dilansir dari Reuters.
"Kami dengan tegas menentang setiap kegiatan separatis yang mencari 'kemerdekaan Taiwan' dan dengan tegas menentang campur tangan asing," ia menambahkan, "Kita semua, orang Cina di kedua sisi Selat Taiwan, harus bersatu demi majunya peremajaan Cina yang agung dan mulia."
Baca Juga: Perang Ukraina: Dari Pertempuran Sengit di Mariupol Hingga Jatuhnya Kherson ke Tangan Rusia
Dewan Urusan Daratan Taiwan menanggapi hal tersebut dengan mengatakan bahwa opini publik di Taiwan menentang "kerangka politik, intimidasi militer dan penindasan diplomatik yang dipaksakan oleh China."
Artikel Rekomendasi