Network
POSJAKUT — Seiring bertambahnya perusahaan yang mengadopsi model bekerja jarak jauh, fenomena "digital nomad" menjadi tren baru di dunia pekerjaan.
Terlebih dengan perkembangan industri berbasis teknologi internet seperti e-commerce dan semacamnya memberi berperan besar pada meningkatnya angka digital nomad ini.
Per Februari 2022, di Amerika Serikat, menurut survei Pew Research Center, enam dari sepuluh pekerja jarak jauh mampu menyelesaikan 59% pekerjaannya dari rumah. Bahkan 83% dari mereka telah bekerja dari rumah sejak sebelum pandemi covid.
Pemerintah Indonesia, lewat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), memanfaatkan keadaan ini dengan mengeluarkan visa 5 tahun bebas pajak, khusus untuk para pekerja yang pemasukannya bukan dari dalam negeri alias digital nomad.
Baca Juga: Meski Mendekati Masa Endemi, Bio Farma Tetap Jajaki Peluang Ekspor Vaksin Merah Putih
Kebijakan ini dibuat bertujuan untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang telah mati pasca pandemi covid. Sekitar 9 juta orang yang bekerja di perhotelan dan pariwisata di Asia Tenggara telah kehilangan pekerjaan sebagai dampak dari pandemi, dilansir dari Fortune.
Dengan melejitnya jumlah turis asing di Indonesia yang mencapai 500% (111.000 pengunjung) setelah larangan penerbangan non-domestik dihapus pada April lalu, diharapkan kebijakan ini dapat mendorong kenaikan angka tersebut. Mengingat sebelumnya pada 2019, jumlah rata-rata kunjungan asing menyentuh 1,3 juta tiap bulannya.
Mengutip South China Morning Post, Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan bahwa upaya ini dapat membantu menciptakan lebih dari 1 juta lapangan kerja untuk WNI.
Selain visa 5 tahun bebas pajak, pemerintah juga menyediakan wisata ekologi dan acara-acara olahraga. Fasilitas tersebut mengundang setidaknya 3,6 juta turis untuk berkunjung ke Indonesia.
Artikel Rekomendasi