Bank Rusia Bekukan Cadangan Devisa, IMF Peringatkan Kemungkinan Default Utang Negara

- 15 Maret 2022, 06:00 WIB
Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva.
Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva. /Foto: Reuters

Obligasi tersebut tidak memungkinkan Rusia untuk membayar kewajibannya dalam rubel, yang berarti janji Rusia untuk membayar kembali utang dalam rubel masih akan memicu default.

Baca Juga: Tidak Berinvestasi, SoftBank Tarik Diri dari Proyek Ibukota Baru di Kalimantan

Sektor keuangan internasional bersiap untuk peristiwa semacam itu, yang akan menandai default pertama Rusia pada utang sejak 1998, dan yang pertama pada utang asing sejak 1917.

Fitch menurunkan peringkatnya untuk obligasi pemerintah Rusia ke level terendah kedua minggu lalu, mengatakan bahwa default utang Rusia sudah dekat. Moody's dan S&P juga telah menurunkan peringkat obligasi Rusia mereka menjadi status sampah.

Georgieva mencatat bahwa bank hanya memiliki USD 120 miliar dalam eksposur ke Rusia, yang dia sebut "tidak relevan secara sistemik". Tapi default masih bisa menyebabkan rasa sakit yang signifikan bagi lembaga keuangan dengan eksposur Rusia.

Misalnya, manajer dana AS Pacific Investment Management Company (PIMCO), dilansir dari The Financial Times, memiliki USD 1,5 miliar dalam utang negara Rusia dan tambahan USD 1,1 miliar dalam credit default swaps, kontrak yang mewajibkan PIMCO untuk memberi kompensasi kepada pemegang obligasi lain jika Rusia default pada utang negaranya.

Rusia masih dapat mengakses sekitar setengah dari cadangan devisanya, yang disimpan dalam mata uang seperti yuan China atau dalam aset seperti emas.

Baca Juga: YouTuber di India Kontribusi pada PDB Negara selama Pandemi, Setara dengan 12,8 Triliun Rupiah

Siluanov pada hari Minggu menyatakan harapan bahwa Rusia dapat memperluas kepemilikan yuan, yang saat ini merupakan 13% dari total cadangannya, karena China sejauh ini mengatakan akan "tidak berpartisipasi" dalam sanksi terhadap Rusia.

Tetapi tumpukan emas Rusia, yang menghasilkan sekitar $130 miliar dari cadangannya dan disimpan di brankas di bank sentral Rusia, mungkin menjadi target sanksi berikutnya.

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: Fortune


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini