Ekonom M. Faisal: Indonesia Perlu Mengkritisi Kembali Kerjasama Investasi Dengan China. Ini Alasannya

- 12 Desember 2021, 06:06 WIB
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, M. Faisal:
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, M. Faisal: /Nur Aliem Halvaima//Tangkapan layar YouTube Channel Universitas Paramadina

 

POSJAKUT - Defisit perdagangan China-Indonesia, semakin lebar dalam 7 tahun terakhir. Pertumbuhan impor Indonesia dari China jauh melebihi pertumbuhan ekspor Indonesia ke China.

Demikian Direktur Eksekutif CORE Indonesia, M. Faisal. Dia mengungkapkan bahwa peningkatan drastis investasi China terjadi sejak tahun 2016.

Pada tahun tersebut, lonjakan investasi China menjadi 4,8 Miliar USD atau terbesar kedua setelah Singapura. 

Baca Juga: Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik J. Rachbini: Indonesia Seolah Telah Menjadi Subordinasi China

Hubungan ekonomi menjadi lebih masif sejak adanya progam Belt and Road Initiative (BRI) China tahun 2013, dimana Indonesia masuk sejak tahun 2015.  

“Di antaranya adalah proyek Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung kerjasama China Railways International co.Ltd. dan PT Pilar Sinergo BUMN," kata M. Faisal pada diskusi publik Paramadina Public Policy Institute (PPPI) secara daring.

Namun kemudian, kata Faisal, cost menjadi bengkak dari 86,5 triliun menjadi Rp 114,24 triliun. 

Baca Juga: Dorong Inkkusi Keuangan UMKM Sahabat Ansor, BNI Berikan Pendampingan dan Pelatihan

Halaman:

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x