ASAL-USUL : Mesin Tik Pertama Kali Ditemukan Christopher Latham Sholes

- 7 Mei 2022, 14:00 WIB
Christopher Latham Sholes  (britannica.com)
Christopher Latham Sholes (britannica.com) /Foto dok : britannica.com

POSJAKUT - Sebelum ada komputer desktop, laptop apalagi handphone, orang pekerja kantor zaman dulu terutama wartawan, mengetik pakai mesin ketik (mungkin nama mesin tik diambil dari bunyinya yang tik..tik).

Kita harus berterima kasih kepada Christopher Latham Sholes. Dialah yang disebut-sebut sebagai "Father of the Typewriter". Lebih tepatnya, Sholes mengembangkan mesin komersial praktis pertama.

Sholes juga sosok yang mengembangkan keyboard Qwerty yang digunakan sampai saat ini. Dia sempat mendirikan Southport Telegraph, sebuah surat kabar mingguan.

Lelah menangani surat kabar untuk pelanggan menggunakan pena dan tinta, Christopher Latham Sholes kemudian menemukan sebuah mesin. Belakangan mesin ini populer dengan sebutan mesin tik atau mesin ketik.

Harmoko Juga Pakai Mesin Tik 

Banyak tokoh nasional dan begawan wartawan, dulunya juga menggunakan mesin tik saat menulis artikel, berita atau menyalin kembali tulisannya untuk dibukukan.

Baca Juga: HUMOR NETIZEN : Siapa Penemu Kutang? Atau Bagaimana Kreatifitas Ketua RT?

Misalnya Pak Harmoko. Mantan Ketua DPR MPR, Ketua Golkar, dan Menteri Penerangan era Soeharto ini menulis di rubrik "Kopi Pagi" koran "Pos Kota" pakai mesin tik. Beliau mengaku "darah daging"-nya adalah wartawan.

Penulis cerita silat bersambung "Si Jampang Betawi" setiap hari di "Pos Kota", juga dihasilkan dari mesin tik sebelum sampai ke tangan pembaca koran. Penulisnya adalah Pak Zaidin Wahab, wartawan senior.

Penulis Tajuk Rencana yang sering menang lomba jurnalistik Adinegoro bidang tajuk, Pak Bekti (Encub Soebekti), juga menggunakan mesin tik. Tentu demikian juga dilakukan oleh tokoh pers lainnya, sesuai jamannya.

Untuk ketiga nama yang saya sebutkan di atas, sudah almarhum. Alfatihah buat beliau. Tapi Alhamdulillah, mereka berjasa membawa saya ke dunia wartawan, tentu saja, juga melalui mesin tik.

Baca Juga: Kementerian Kominfo Dorong Industri Hiburan Tanah Air Terapkan Teknologi Digital. Ini Alasannya

Eh, satu lagi tambahan informasi. Misalnya Guru Besar Universitas Hasanuddin Makassar, Profesor Mattulada, juga akrab dengan mesin tik pada zamannya.

"Profesor Mattulada selalu mengetik setiap kali naik pesawat, dalam penerbangan dari Makassar ke Jakarta," kata teman saya, Hasir Sonda, juga sudah profesor.

Boleh jadi, gelar Profesor diraih Muhammad Hasyir Sonda ini melalui karya yang diketik melalui mesin tik.

Maklum, selama jadi dosen, pria kelahiran Jeneponto ini adalah penulis produktif. Tulisan eh ketikan artikelnya tersebar di sejumlah media sebagai kolumnis.

Begitulah yang saya tahu tentang mesin tik. Sebab selama saya jadi wartawan, punya dua mesin ketik. Dibeli dari honor tulisan.

Sayangnya kedua mesin tik tersebut, sudah raib. Ya raib karena saya sudah jual hahaha..***

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini