Terapi Ganja Mengobati Autisme! Mitos atau Fakta

- 30 Mei 2022, 14:32 WIB
AUTISME
AUTISME /

POSJAKUT — ASD (autism spectrum disorder) merupakan gangguan psikis yang membuat cara berkembang otak berbeda dengan orang kebanyakan.

Beberapa penderita autisme pasti pernah mencoba terapi menggunakan ganja yang dianggap dapat menyembuhkan. Tapi, apakah teknik pengobatan ini tepat secara medis?

Menurut laporan 'European Journal of Internal Medicine 2018', ganja dapat digunakan sebagai obat untuk rasa sakit dan nyeri pada orang dewasa, mual dan muntah setelah kemoterapi, kejang otot dan sesak yang berhubungan dengan beberapa sklerosis.

Baca Juga: Kim Kardashian Pamerkan 30.000 Koleksi Fesyen di 'The Kardashians'

Dalam sumber lain, ganja juga terbukti dapat menjadi obat gangguan tidur sekunder.

Untuk penyakit ASD sendiri, riset dari Minnesota State University pada tahun 2021 membuktikan bahwa pengobatan ganja dapat meredakan keparahan gejala-gejala autisme.

Seperti kesulitan bersosialisasi, sikap menyakiti diri sendiri, serangan amuk, keagresifan, agitasi, keresahan, dan mudah marah.

Pada studi medis tahun 2019, zat kimiawi cannabidiol (CBD) yang terkandung pada ganja berhasil memulihkan hampis 70% penderita ASD anak-anak dari kebiasaan mengamuk tiba-tiba, gelisah, dan gejala hiperaktif.

Yang menjadi kendala dari pengobatan ganja adalah persentase efek samping yang tinggi. 83% pasien terkena efek samping buruk setelah pengobatan dengan ganja, mulai dari pusing hingga efek samping serius, dilansir dari Medical News Today.

Halaman:

Editor: Abdurrauf Said

Sumber: Medical News Today


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x