TAUSIYAH : Adab Menasehati dan Dinasehati (5)

- 16 Mei 2022, 07:35 WIB
ILUSTRASI : Tante dan ponakan bermain sambil menyisipkan pesan moral dan nasehat
ILUSTRASI : Tante dan ponakan bermain sambil menyisipkan pesan moral dan nasehat /Nur Aliem Halvaima /Foto : dok NAH - POSJAKUT /

TAUSIYAH POSJAKUT : Adab Menasehati dan Dinasehati (5).

Kelima : Jangan Memaksa Agar Nasehat Diterima

Ibnu Hazm Al Andalusi rahimahullah mengatakan:

وَلَا تنصح على شَرط الْقبُول مِنْك فَإِن تعديت هَذِه الْوُجُوه فَأَنت ظَالِم لَا نَاصح وطالب طَاعَة وَملك لَا مؤدي حق أَمَانَة وأخوة وَلَيْسَ هَذَا حكم الْعقل وَلَا حكم الصداقة لَكِن حكم الْأَمِير مَعَ رَعيته وَالسَّيِّد مَعَ عبيده

“Jangan engkau menasehati orang dengan mempersyaratkan harus diterima nasehat tersebut darimu, jika engkau melakukan perbuatan berlebihan yang demikian, maka engkau adalah ORANG YANG ZHALIM bukan orang yang menasehati.

Engkau juga orang yang menuntut ketaatan bak seorang raja, bukan orang yang ingin menunaikan amanah kebenaran dan persaudaraan.

Yang demikian juga bukanlah perlakuan orang berakal dan bukan perilaku kedermawanan, namun bagaikan perlakuan penguasa kepada rakyatnya atau majikan kepada budaknya”.

Baca Juga: TAUSIYAH : Mengapa Harus Ijtihad? Ini Dalilnya!

Maka yang benar, sampaikan nasehat. Jika diterima, itu yang diharapkan. Jika tidak diterima maka tidak mengapa. Perhatikan nasehat Imam Malik berikut,

Halaman:

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x