KHAZANAH: Bagaimana Suasana Puasa Ramadhan Pertama pada Masa Hidup Nabi Muhammad SAW

26 April 2022, 19:15 WIB
Ilustrasi Puasa /

POSJAKUT - Pada tahun 624 SM, Ramadhan pertama kali diamati di kota Madinah, Arab Saudi saat ini. Tanggal tersebut menandai tahun kedua Hijrah, yaitu penanggalan Islam yang dimulai dari peristiwa hijrah sebagai tahun pertama.

Peristiwa hijrah terjadi disebabkan umat muslim yang hidup di bawah tekanan paganis, sehingga terpaksa meninggalkan kota Mekah dan pindah ke Madinah untuk berlindung pada tahun 622.

Ramadhan pertama bagi umat Islam terjadi pada bulan Maret, bulan musim semi, di mana suhu di Semenanjung Arab termasuk Madinah lebih ringan dibandingkan dengan musim panas, ketika cuaca panas yang intens melanda daerah gurun dan perkotaan.

Baca Juga: HIKMAH PUASA: Begini Hukum Menggunakan Gelang Tasbih untuk Berzikir

“Wahai orang-orang yang beriman! Puasa diwajibkan bagimu – sebagaimana juga bagi orang-orang sebelum kamu – jadi mungkin kamu akan mengingat [Allah],” firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, memerintahkan umat muslim untuk berpuasa seperti orang-orang beriman terdahulu.

Ayat tersebut diturunkan kepada Nabi Muhammad pada Februari 624 SM, atau pada bulan Syawal tahun kedua Hijrah, menurut Kasif Hamdi Okur, seorang profesor teologi Islam di Universitas Hitit.

Sebelum perintah puasa Ramadhan turun, Nabi Muhammad dan beberapa muslim berpuasa beberapa hari di bulan-bulan tertentu di Mekah bisa hingga 30 atau kadang-kadang 29 hari berturut-turut tanpa gangguan.

Pengalaman ini sontak tidak membuat umat muslim awal mengeluh ketika ayat mengenai wajib berpuasa sebulan penuh diturunkan oleh Allah SWT. Namun hal itu tidak membuat umat muslim lantas tidak mengalami kesulitan.

“Ada catatan dari zaman Nabi Muhammad, yang menunjukkan bahwa umat Islam pertama pun mengalami masa-masa sulit untuk membiasakan puasa Ramadhan di tahun pertama,” kata Kasif Hamdi Okur.

Menurut Okur, ibadah puasa Ramadhan adalah salah satu langkah Al-Qur'an untuk menciptakan disiplin spiritual yang unik, yaitu pribadi muslim yang mampu menahan kesulitan baik psikis maupun fisik.

Baca Juga: UNIK! Rombongan Bajaj dari Jakarta, Melintasi Jalur Pantura Dinihari, Konvoi Mudik Pulang Kampung

Beberapa saat sebelum turunnya ayat-ayat Ramadhan, umat Islam juga mengubah arah sholat (Kiblat) mereka dari Yerusalem (Quds dalam Quran) ke Ka'bah di Mekah. Semua perubahan ini terjadi setelah para pengikut Nabi mendirikan basis yang kuat di Madinah.

Dengan mengubah arah salat dan berpuasa tanpa terputus selama sebulan, umat muslim awal sangat merasa bahwa mereka adalah komunitas agama yang berbeda dari kelompok monoteistik lainnya, seperti Kristen dan Yahudi.

Puasa Ramadhan berhasil menciptakan identitas bagi seorang muslim yang kala itu tinggal rukun bertetangga di Madinah dengan agama lain.

Ramadhan pertama juga bertepatan dengan peristiwa militer penting pertama dalam sejarah Islam, yaitu Perang Badar yang terjadi antara Muslim di Madinah dan kaum paganis Quraisy di Mekah.

Total bala pertempuran untuk kedua belah pihak tidak melebihi 1.200 personil, kemenangan yang berpihak pada Muslim memastikan kelangsungan sejarah agama monoteistik yang baru, menjadi titik balik yang memungkinkan Islam berkembang di seluruh dunia hingga saat ini.

Editor: Abdurrauf Said

Tags

Terkini

Terpopuler