Liga Super China Terganggu Lagi Akibat Kebijakan COVID

- 11 September 2022, 08:35 WIB
Tim Liga Super China Jiangsu Suning (berbaju biru) beraksi membawa bola dalam pertandingan persahabatan melawan tim lapis kedua Taizhou Yuanda di Nanjing, 8 Mei 2020.
Tim Liga Super China Jiangsu Suning (berbaju biru) beraksi membawa bola dalam pertandingan persahabatan melawan tim lapis kedua Taizhou Yuanda di Nanjing, 8 Mei 2020. /CHINA DAILY

POSJAKUT - Baru sebulan Liga Super China aktif digulirkan untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, pemerintah China kembali membuat kebijakan nol COVID-19, sehingga mengganggu jalannya kompetisi yang masih berlangsung.

Tiga Kota di China seperti Wuhan, Shandong Taishan dan Changchun Yatai tidak diberi kesempatan untuk mengadakan pertandingan alias ditunda setelah adanya pertemuan 5 September dengan kebijakan COVID-119.

Pertandingan itu adalah salah satu dari 15 pertandingan yang ditunda selama seminggu terakhir sebagai akibat dari pembatasan yang dapat membuat seluruh kota dikunci setelah ditemukannya beberapa kasus.

Baca Juga: Liga Premier dan Divisi Championship Pekan Ini Ditunda

Wuhan, pemenang Liga Satu China musim lalu, memiliki keunggulan empat poin atas juara bertahan Shandong. Namun kapan klub akan dapat memperbarui pertarungan mereka masih belum jelas mengingat ketidakpastian seputar jadwal akibat kebijakan COVID-19.

Sementara kekuatan finansial klub-klub China memikat pemain dan pelatih papan atas dengan gaji besar, beberapa nama besar sekarang tertarik untuk pindah ke China.

Penurunan sudah dimulai sebelum pandemi dengan klub-klub seperti Tianjin Quanjian - sebelumnya rumah bagi pemain internasional Alexandre Pato, Anthony Modeste dan Axel Witsel - menutup pintu mereka.

Dampak COVID menghantam sepak bola Tiongkok dengan keras, dengan pertandingan di musim 2020 yang telah lama tertunda dan sepanjang kampanye 2021 dimainkan di hub terpusat biosecure, seringkali tanpa penggemar.

Masalah keuangan untuk pengembang properti China - yang memiliki banyak klub top negara itu, termasuk juara delapan kali Guangzhou FC - juga membebani permainan.

Halaman:

Editor: Mulya Achdami

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini