Dr Des Hanafi Ungkap 1460 Pigura Relief Tubuh Perempuan di Dinding Candi Borobudur, Ini Penjelasannya!

- 26 Juni 2022, 17:00 WIB
Dr Des Hanafi (kanan)  dan Dr Bagus Sudharmanto (kiri) Ungkap 1460 Pigura Relief Tubuh Perempuan di Dinding Candi Borobudur
Dr Des Hanafi (kanan) dan Dr Bagus Sudharmanto (kiri) Ungkap 1460 Pigura Relief Tubuh Perempuan di Dinding Candi Borobudur /Nur Aliem Halvaima /Foto : Bagus Sudharmanto/ POSJAKUT /

POSJAKUT - Beberapa waktu lalu, pecinta wisata sempat dikagetkan dengan berita soal tiket masuk Rp750 ribu ke Candi Borobudur yang viral di media sosial. 

Tapi kali ini, informasi sekitar Candi Borobudur dalam versi lain. Yakni tentang panel relief tubuh perempuan di dinding candi yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini.

"Semua ternyata dapat dibaca sebagai sebuah ‘teks’ di dinding-dinding Candi Borobudur oleh setiap kita - sebatas pemahaman masing-masing," komentar Dr Bagus Sudharmanto.

Bagus Sudharmanto, doktor bidang kriminologi sekaligus juga doktor komunikasi ini mengatakan hal itu setelah membaca buku “Semiotika Tubuh Perempuan”.

Baca Juga: Menteri Luhut Minta PT INKA Produksi 5 Lagi Bus Listrik E-Inobus untuk Pelayanan Wisatawan di Borobudur

"Kira-kira begitulah beberapa uraian dalam buku 'Semiotika Tubuh Perempuan'," kata Bagus Sudharmanto kepada POSJAKUT, Minggu 26 Juni 2022.

Buku keren yang dibacanya ini, kata Dr Bagus, merupakan disertasi penulisnya Dr. Des Hanafi, dosen bersahaja nan rendah hati. 

Dikatakan teks, karena sesuatu yang dapat dimaknai sejatinya adalah sebuah teks. 

Sebuah teks adalah bahasa, sebuah linguistik dan merupakan praktik-praktik semiotika lintas bahasa. 

Baca Juga: VIRAL! Diumumkan di Akun Instagram Pribadi, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan: Masuk Borobudur Rp750.000

"Ketika kita ‘membaca’ tubuh perempuan misalnya — maka, sebuah ketelanjangan tak selalu identik dengan seksualitas," kata Dr Bagus.

Mengutip buku 'Semiotika Tubuh Perempuan' karya Des Hanafi tersebut, seksualitas tak selalu muncul dari yang tampak, melainkan bergantung kejernihan pikiran kita.

Berbulan-bulan Bang Des — sapaan akrabnya — tenggelam meneliti 1460 pigura relief di selingkar candi peninggalan dinasti Syailendra itu.

Tujuan penelitian Bang Des tersebut untuk menemukan makna ketelanjangan perempuan dan intertekstualitasnya. 

Baca Juga: Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Rp750.000 Viral di Medsos, Warganet: 'Mehong Bingit Euy!'

Hasilnya adalah sebuah disertasi yang mengantarkan Mas Des berhak menyandang gelar doktor komunikasi. "Luar biasa," kata Bagus Sudharmanto.

"Semula saya gak paham soal semiotika, terutama cara menggunakannya utk menguliti subjek-objek penelitian," wartawan senior dan mantan Pemred grup media cetak ini.

"Setelah baca sebentar, saya jadi ngerti. Mungkin karena bahasanya cair banget. Top dah!," puji Bagus Sudharmanto yang juga dosen Pascasarjana ini.beberapa perguruan tinggi.

Bagus juga berterima kasih hadiah bukunya dari Mas Des. Bahkan mengaku penasaran pingin lihat sendiri seperti apa sih relief- perempuan di candi warisan dunia itu. 

Baca Juga: Turis Coba Memanjat Pagar Tembok Candi Prambanan, Akhirnya Disuruh Bayar. Cari Gratis Tapi Ketahuan

"Yuk ah, kapan gitu kita 10.8," kata Bagus, sambil mengutip kode sandi radio komunikasi 10.8 atau "sepuluh delapan" itu.***

 

Editor: Nur Aliem Halvaima


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah