“Atas nama @GUSDURians, kami meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan. Juga meminta kepada Gub Jateng pak @ganjarpranowo untuk menunda pengukuran dll,” Cuit Alissa Wahid melalui akun @AlissaWahid.
“Sampai kita selesai bermusyawarah, dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat Negara,” lanjutnya.
Cuitan Alissa Wahid ini disertai cuplikan dari akun @Wadas_Melawan yang berisikan video dan narasasi bertuliskan; “Kabar Garis Depan !!!! Ribuan polisi sudah sampai jalan depan masjid, dimana seluruh masyarakat berkumpul, bermujahadah bersama di masjid.
“Diduga polisi tersebut juga mencopot dan merusak banner di sepanjang jalan,” cuit akun tersebut, seraya menyertakan #WadasMelawan #WadasMemanggil #StopPengukuranDiWadas.
-Baca Juga: Polda Metro Jaya Mulai Periksa Rekaman Kamera ETLE untuk Memastikan Siapa yang Kemudikan Mobil
Cuitan Alissa Wahid sendiri tak berhenti pada permintaan Kepada Kapolda Jateng untuk membebaskan warga yang ditahan dan meminta Gubernur Jateng menunda pengukuran. Putri Presiden RI ke-4 itujuga meneruskan cuitannya;
“Padahal, kalaupun utk kepentingan lebih besar, rakyat tetap berhak berpendapat & bertindak atas tanah airnya, shg proses "nembung" harus sampai di titik temu yang setara. Tidak boleh dikorbankan.”
“Kaidahnya : kebijakan pemimpin haruslah ditujukan untuk kemaslahatan rakyatnya,” lanjut Alissa.
Sementara itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS mengeritik Gubrenur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang hanya berkata, tidak perlu ditakuti, terkait informasi polisi mengepung desa Wadas.
“Kalimat "tidak perlu ditakuti" yg terlontar dari ucapan @ganjarpranowo
saat merespons ribuan aparat kepolisian yg menyerbu Desa Wadas adalah bentuk kecacatan logika dan ketidak berpihakan seorang Gubernur terhadap warganya!,” cuit akun @KontraS seraya menyertakan #WadasMelawan.
Artikel Rekomendasi