Pria Menendang Sesajen, Gus Miftah: Tidurlah di Kamar Sendiri, Jangan Ganggu Ranjang Orang Lain

- 18 Januari 2022, 12:50 WIB
Gus Miftah dengan kacamata hitamnya yang khas
Gus Miftah dengan kacamata hitamnya yang khas /foto FB Sahabat Gus Miftah

POSJAKUT - Video pria menendang sesajen gunung Semeru Lumajang, Jawa Timur, viral dan masih meninggalkan polemik. Tak urung Gus Miftah, seorang dai kodang dan unik dari Jogyakarta ikut berkomentar.

Menurut Gus Miftah, apa yang dilakukan pria yang menendang sesajen di kaki gunung Semeru itu, belum mengetahui bahwa Indonesia merupakan "rumah besar" bagi penghuni berbagai budaya dan kepercayaan.

Indonesia itu, kata Gus Miftah, jika diibaratkan rumah besar, maka di Indonesia adalah rumah besar di mana di dalamnya ada 6 kamar.

Baca Juga: Video Pria Menendang Sesajen Gunung Semeru di Lumajang, Begini Tanggapan Prof Quraish Shihab

"Ada kamar Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik, Konghucu juga ada yang masih mempertahankan budaya lokal seperti di kaki gunung Semeru itu," kata Gus Miftah saat menjadi tamu di podcast Helmi Yahya, Jumat 14 Januari 2022.

"Saya meyakini kalau setiap orang Indonesia kembali ke kamarnya masing-masing, tidak mengganggu kamr orang, tidak mengusik tidur orang lain, ya itu tidak akan pernah terjadi masalah," kata dai kodang ini, Gus Miftah.

Baca Juga: Diburu Sampai ke Lombok, Pria Menendang Sesajen Gunung Semeru Akhirnya Ditangkap. Begini Kisah Pengejarannya

Sekedar diketahui, ada video pria menendang sesajen kemudian viral di mana-mana. Video yang memperlihatkan seorang pria bersikap kurang terpuji.

Pria memakai rompi dan tutup kepala itu, terlihat mengambil sesajen yang ada di kaki gunung Semeru, lalu dibuang dan ditendang.

Baca Juga: Program Pengungkapan Sukarela Capai Rp3 Triliun, DJP Tetap Imbau Masyarakat Segera Lapor Pajak

Pada saat sebelum sesajen itu ditendang, pria tersebut mengatakan, "inilah yang membuat azab Allah akan turun, inilah yang membuat Allah akan murka. Allahu Akbar..!!".

Tidurlah di ranjang sendiri

Yang menjadi masalah itu, kata Gus Miftah, adalah ketika kembali ke kamarnya orang lain. Tidurnya di ranjang orang lain, di kamar orang lain. Atau bahkan mungkin ngompol di ranjang di kamar orang.

Baca Juga: Olah Raga Ringan Keliling Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Begini Cara Tetap Sehat Gaya Wartawan

"Harusnya kan tidur dan ngompol di ranjang sendiri dong, di kamar sendiri dong," kata Gus Miftah, saat jadi tamu di podcast Helmi Yahya, Jumat 14 Januari 2022.

Jadi apapun yang terjadi kalau di kamar sendiri, tidak di ranjang orang lain, maka tidak ada masalah. Bisa kita selesaikan masalah tersebut tanpa harus melibatkan orang lain.

Baca Juga: Nusantara Tak Cocok Jadi Nama Ibu Kota Baru, Fadli Zon Usul: Namanya Jokowi Aja

Demikian juga kalau Indonesia diibaratkan rumah besar bagi penganut berbagai paham, aliran dan organisasi keagamaan. Di rumah besar Islam itu, ada kamar-kamar dengan ranjang masing-masing.

"Ada kamar dengan ranjang NU (Nahdlatul Ulama), ada Muhammadiyah, ada organisasi keagamaan yang lain dan sebagainya," kata Gus Miftah.

Baca Juga: TAUSIYAH : Musibah dan Penyebabnya, Apakah Lantaran Dosa Kita?

Menurut Gus Miftah, kalau semua orang Islam kembali ke ranjangnya masing-masing, juga tidak akan terjadi masalah.

"Yang jadi masalah itu, adalah ketika kita tidur di ranjang lain dengan orang lain pula," ucap Gus Miftah.

Gus Miftah kemudiang mengungkapkan, kenapa kemudian ketika bulan Ramadan dirinya mendapat undangan dari Gereja Bethel Indonesia yang akhirnya super viral itu.

Baca Juga: TAUSYIAH : Memperbanyak Doa Ketika Sujud dan Penjelasannya

Begitu juga ketika Gus Miftah diundang oleh Wali Kota Los Angeles untkamuk hadir di Amerika. Rencananya tanggal 23 Desember 2021 lalu dirinya ke sana.

"Tapi karena angka penularan Covid-19 tinggi, akhirnya kita pending dulu," katanya.***


Editor: Nur Aliem Halvaima


Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah