POSJAKUT - Video pria menendang sesajen gunung Semeru Lumajang, Jawa Timur, viral dan masih meninggalkan polemik. Tak urung Gus Miftah, seorang dai kodang dan unik dari Jogyakarta ikut berkomentar.
Menurut Gus Miftah, apa yang dilakukan pria yang menendang sesajen di kaki gunung Semeru itu, belum mengetahui bahwa Indonesia merupakan "rumah besar" bagi penghuni berbagai budaya dan kepercayaan.
Indonesia itu, kata Gus Miftah, jika diibaratkan rumah besar, maka di Indonesia adalah rumah besar di mana di dalamnya ada 6 kamar.
Baca Juga: Video Pria Menendang Sesajen Gunung Semeru di Lumajang, Begini Tanggapan Prof Quraish Shihab
"Ada kamar Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik, Konghucu juga ada yang masih mempertahankan budaya lokal seperti di kaki gunung Semeru itu," kata Gus Miftah saat menjadi tamu di podcast Helmi Yahya, Jumat 14 Januari 2022.
"Saya meyakini kalau setiap orang Indonesia kembali ke kamarnya masing-masing, tidak mengganggu kamr orang, tidak mengusik tidur orang lain, ya itu tidak akan pernah terjadi masalah," kata dai kodang ini, Gus Miftah.
Sekedar diketahui, ada video pria menendang sesajen kemudian viral di mana-mana. Video yang memperlihatkan seorang pria bersikap kurang terpuji.
Pria memakai rompi dan tutup kepala itu, terlihat mengambil sesajen yang ada di kaki gunung Semeru, lalu dibuang dan ditendang.
Baca Juga: Program Pengungkapan Sukarela Capai Rp3 Triliun, DJP Tetap Imbau Masyarakat Segera Lapor Pajak
Pada saat sebelum sesajen itu ditendang, pria tersebut mengatakan, "inilah yang membuat azab Allah akan turun, inilah yang membuat Allah akan murka. Allahu Akbar..!!".
Tidurlah di ranjang sendiri
Yang menjadi masalah itu, kata Gus Miftah, adalah ketika kembali ke kamarnya orang lain. Tidurnya di ranjang orang lain, di kamar orang lain. Atau bahkan mungkin ngompol di ranjang di kamar orang.
Artikel Rekomendasi