POSJAKUT – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyiapkan skema pendanaan dan fasilitasi riset dan inovasi kompetitif, dan terbuka bagi seluruh periset di lembaga riset/perguruan tinggi, dan industri.
"Sebab, selama ini dibandingkan negara-negara maju, keterlibatan swasta dalam dunia riset Indonesia masih sangat kecil. Salah satu penyebab mahalnya biaya riset dan besarnya risiko kegagalan yang terjadi," kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko pada Webinar Fasilitasi dan Pendanaan Riset dan Inovasi) Selasa 21 Desember 2021.
Karenanya, tegas Handoko, di situlah pemerintah harus hadir memfasilitasi pihak swasta untuk ikut terlibat pada penelitian dengan risiko.
Menurut dia, dominasi keterlibatan riset di Indonesia masih berada di pemerintah yakni sebesar 80% dan swasta hanya 20%.
Sedangkan kondisi riset di global, jelas Handoko malah sebaliknya, yakni 80% peran swasta dan sisanya peran pemerintah. BRIN hadir dengan target besarnya mengubah komposisi keterlibatan riset di Indonesia.
“Bila dibandingkan dengan negara tetangga terdekat Indonesia, yakni Malaysia, dominasi pemerintah sudah berada pada angka 75% dan 25% dari swasta. Kondisi ini sedikit lebih baik di atas Indonesia,” katanya.
Untuk mewujudkan target itulah, BRIN telah mengintegrasikan lima entitas lembaga/kementerian penelitian yakni LIPI, BATAN, LAPAN, BPPT, dan Kementerian Ristek sejak tanggal 1 September 2021.
Artikel Rekomendasi