Takut Gempa Susulan, 16.593 Warga Selayar Bertahan di Pengungsian Paska Gempa M7.4

- 19 Desember 2021, 06:00 WIB
Petugas BPBD Kab. Selayar menyerahkan bantuan makanan untuk warga yang mengungsi, Sabtu 18 Desember 2021.
Petugas BPBD Kab. Selayar menyerahkan bantuan makanan untuk warga yang mengungsi, Sabtu 18 Desember 2021. /Mulya Achdami/

Di samping itu, rumah jabatan kepala desa rusak berat 1 dan pelabuhan rakyat rusak berat 1. Demikian juga gedung pemerintah 7 unit, fasilitas pendidikan 1 unit dan gudang 2 unit masih dilakukan verifikasi tingkat kerusakan. 

Baca Juga: Ribuan Pengungsi Gempa di Sembilan Kabupaten di NTT Masih Memilih Bertahan di Pengungsian, Mengapa?

Pengungsian juga teridentifikasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu di Kabupaten Sikka dan Flores Timur. Jumlah warga mengungsi tidak sebanyak di Kabupaten Kepulauan Selayar.

BPBD Kabupaten Sikka menginformasikan 226 jiwa mengungsi di aula rumah jabatan Bupati Sikka, sedangkan di Kabupaten Flores Timur, terdapat 390 jiwa mengungsi di Desa Lawebele dan 97 di Desa Ile Padung. 

Warga yang masih bertahan di pengungsian tidak semua disebabkan kerusakan bangunan tempat tinggalnya. Mereka mengungsi sementara waktu untuk mengantisipasi gempa susulan. Catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebanyak 713 kali gempa susulan di atas skala M5,0 hingga Sabtu (18/12), pukul 07.00 WIB.

Baca Juga: World Championship 2021: Bersiap Pulang ke Malaysia, Yassin/ZaiYi Malah ke Semifinal Tantang Hoki/Kobay

Gempa yang terjadi pada 14 Desember 2021 lalu ini berpusat pada 112 km arah barat laut Kota Larantuka, NTT, dengan kedalaman 10 km. Guncangan kuat dirasakan masyarakat di beberapa kabupaten di Provinsi NTT, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Hingga kini, BNPB terus memonitor penanganan darurat yang dilakukan pemerintah daerah serta memastikan pelayanan dasar masyarakat di desa-desa terdampak terselenggara secara optimal.***

 

Halaman:

Editor: Mulya Achdami


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini