Pasca Erupsi, Badan Geologi Perbarui Peta KRB dan Siapkan Teknologi Hitung Volume Material Puncak Semeru

- 7 Desember 2021, 22:32 WIB
Sekitar pk 10.30 WIB Presiden dan rombongan tiba di daerah terdampak wilayah Lumajang. Di desa desa Sumberwuluh Presiden memberikan bangtuannya.
Sekitar pk 10.30 WIB Presiden dan rombongan tiba di daerah terdampak wilayah Lumajang. Di desa desa Sumberwuluh Presiden memberikan bangtuannya. /Kabar Lumajang Pikiran-Rakyat.com/

POSJAKUT -- Badan Geologi Kementerian ESDM masih terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Api Semeru pasca erupsi hari Sabtu 4 Desember 2021.

Tim Badan Geologi juga terjun langsung ke lokasi untuk memetakan material pasca erupsi untuk dijadikan dasar dalam memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Semeru.

Daerah yang dikunjungi adalah Besuk Kobokan yang merupakan daerah aliran Awan Panas Guguran (APG). Tujuannya adalah untuk melakukan orientasi sehingga mampu memberikan informasi dan perkembangan terkini dari peta KRB Semeru yang sudah ada.

“Kita jadi tahu apakah ada perubahan. Dari material yang ada sekarang ini akan kami petakan dan dijadikan dasar untuk memperbarui peta KRB Gunungapi Semeru. Harapan kami peta terbaru ini yang digunakan sebagai acuan oleh Pemerintah Daerah dan stakeholder yang memiliki kepentingan dalam perkembangan wilayah Semeru," jelas  Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani dalam Konferensi Pers virtualnya tentang Update Erupsi Semeru dari Lokasi Bencana, Selasa 7 Desember 2021.

Baca Juga: DPR Setujui RUU HKPD yang Dinilai Mengandung Keadilan dan Memperbaiki Keuangan Negara

Peta KRB ini ditetapkan berdasarkan hasil pemetaan di lapangan, yakni pemetaan batuan produk erupsi tersebut. Material yang dipetakan dapat menjadi dasar untuk menentukan sejauh mana dan wilayah mana saja yang terancam oleh erupsi.

"Peta KRB bersifat dinamis, maka kita perlu lakukan pemetaan kembali. Updating ini dalam rangka untuk menghaluskan, karena peta kami saat ini masih di skala 1:50.000, kami ingin membuat lagi di skala 1:25.000 sehingga ini nanti akan lebih detail untuk acuan ke depannya. Kalau ada hasil pemetaan baru, akan kami sampaikan ke Pemerintah Daerah," paparnya.

Di samping memperbarui peta KRB, Badan Geologi juga tengah menjajaki teknologi guna menghitung volume material yang berada di puncak Semeru.

Sementara itu menurut Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman, harus ada teknologi yang tepat untuk menghitung volume material ini karena karakteristik setiap gunung dan kondisi alam setempat yang berbeda-beda.

Baca Juga: Airlangga Hartanto Minta Pelaku UMKM Perempuan Manfaatkan Teknologi Digital

 

"Perlu juga menghitung volume material di atas, sambil kita saat ini menjajaki dan melihat teknologi yang paling pas untuk Semeru ini seperti apa, karena tipikal setiap gunung berbeda-beda. Kita sesuaikan dengan kondisi alam setempat. Untuk memudahkan juga di dalam pengoperasiannya nanti," kata Usman.

Sementara itu tim melakukan pemantauan selama 24 jam setiap harinya. Petugas akan segera melaporkan apabila ada perubahan berdasarkan data seismik dan pengamatan visual.

Sepanjang hari Selasa 7 Desember 2021, dilaporkan telah terjadi APG sebanyak 3 kali dengan jarak luncur lebih kurang 3 km dari puncak gunung. “APG sebanyak 3 kali disertai gempa-gempa permukaan," jelas Andiani.

Hhingga kini masyarakat masih tetap diimbau untuk menghindari zona rawan bencana, yakni pada radius 1 km dari puncak dan 5 km dari bukaan kawah di arah selatan dan tenggara.Selain itu diimbau pula untuk menghindari daerah yang terdampak APG dan daerah sungai yang berhulu di puncak Gunungapi Semeru, karena masih terdapat potensi terjadinya APG dan banjir lahar dingin.

Informasi terkini dan peta KRB Gunungapi Semeru dapat diakses melalui aplikasi/website MAGMA Indonesia (magma.vsi.esdm.go.id), website resmi PVMBG (vsi.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg_).***

Editor: Fenty Ruchyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini