Festival Golok Cakung Harmoni Digelar di Pinggiran BKT Jalan Raya Pulogebang

- 6 Agustus 2022, 19:44 WIB
Kegiatan yang digagas Sanggar Bedok Latih ini menampilkan parade pencak silat kolosal dari sekitar 100 perguruan pencak silat di Jakarta
Kegiatan yang digagas Sanggar Bedok Latih ini menampilkan parade pencak silat kolosal dari sekitar 100 perguruan pencak silat di Jakarta /foto Disbud

 

POSJAKUT – Bagi masyarakat awam golok ya golok. Sebuah pisau besar terbuat dari besi atau baja yang digunakan untuk membelah atau memotong.

Golok kerap digunakan sebagai alat berkebun oleh masyarakat Indonesia, hingga saat ini golok masih umum digunakan sebagai senjata dalam seni beladiri silat. 

Lalu apa pula itu dengan Golok Cakung? hingga Walikota Jakarta Timur Muhammad Anwar merasa perlu menyelenggarakan Festival Golok Cakung Harmoni di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), Jalan Raya Pulogebang RW 03 Pulogebang, Cakung.

festivalBaca Juga: Dispora DKI Kembali Gelar Dragon Boat Festival 2022 di Ancol Beach 13 Agustus 2022

“Ini adalah sebuah warisan budaya yang harus dilestarikan. Kegiatan yang digagas Sanggar Bedok Latih ini menampilkan parade pencak silat kolosal dari sekitar 100 perguruan pencak silat di Jakarta,” kata Muhammad Anwar Sabtu 6 Agustus 2022.

Anwar menjelaskan, acara ini dimeriahkan dengan atraksi bela diri tangan kosong dan penggunaan golok, clurit, trisula hingga toya.

Tak hanya itu, festival juga dimeriahkan dengan bazar usaha kecil menengah (UKM) yang diikuti oleh 14 Jakpreneur binaan Sudin Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) Jakarta Timur.

Baca Juga: Penampilan J-Hope BTS Jadi Penutup Festival Lollapalooza di AS

Yang menarik, sejumlah golok peninggalan nenek moyang yang berusia sekitar 300 hingga 700 tahun juga dipamerkan di sana. Festival ini sangat menarik perhatian pengunjung, yang ingin melihat lebih dekat dengan golok bersejarah tersebut.

Anwar mengatakan, ini merupakan salah satu nilai sejarah yang sangat tinggi dan harus dihargai, dipelajari dan diketoktularkan pada yang lain. khususnya para generasi muda.

Walikota mengajak warga ikut melestarikan dan mengembangkan agar generasi muda mencintai sejarah dan budayanya dengan acara Festival Golok Cakung karena kegiatan ini sangat positif dan baik untuk masyarakat.

Baca Juga: Orangtua Bejad, Keji dan Kejam Merudapaksa Putrinya Usia 11 Tahun di Bawah Ancaman Golok

Sementara, Ketua Sanggar Bedok Latih, Agus Sahadat menjelaskan, saat ini di wilayah Cakung terdapat tujuh Golok Cakung yang sudah dicatat sebagai benda bersejarah warisan budaya bangsa.

Sesuai Surat Keputusan Gubernur DKI nomor 91/2022 tentang Penetapan Golok Cakung I-VII sebagai Benda Cagar Budaya.

Disebutkan, Golok Cakung merupakan salah satu senjata tradisional yang memiliki nilai budaya sebagai simbol perjuangan bangsa Indonesia, terutama etnis Betawi dalam melawan penjajahan.

Baca Juga: Indonesia Drum dan Perkusi Festival (IDPFEST) 2022 Dibuka Kembali, Begini Cara Pendaftarannya!

Agus ingin warga masyarakat lebih mengenal Golok Cakung. Sebuah warisan budaya yang harus dilestarikan. Apalagi Golok Cakung ini sudah ditetapkan sebagai benda Cagar Budaya yang ada di Jakarta.

Golok Cakung yang dipamerkan ini sangat unik, karena dibuat dengan  kandungan batu meteor, uranium, titanium dan besi yang tidak terdapat di golok-golok lainnya. Ini terlihat dari hasil laboratorium di Balai Konservasi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Gagang golok ini juga bervariasi bahannya. Ada yang terbuat dari kayu Nogosari dan tanduk Kerbau bule dan tanduk kijang. Ciri khas bentuknya adalah menyerupai kaki Kijang. Panjang golok rata-rata sekitar 40 sentimeter.

Baca Juga: FLAVS Festival 2022 Besutan Visicita Network Kembali Digelar September 2022, Cek Info Tiketnya Disini

Versi lain menyebutkan, Golok Cakung (Chakung) dibuat oleh seorang Mpu pembuat golok lameng yang datang dari Sulawesi bernama Datuk Daeng Para’u (Para’u dalam bahasa Makassar berarti perahu)

Daeng para’u datang ke tanah Jawa pada abad ke 14.M bersama anak menantunya yaitu seorang Laksamana dari bangsa Mongolia yang bergelar Laksamana Sanpo Lo serta kakak Sepupuh dari menantunya.

Baca Juga: Film Netflix 'White Noise' Diputar Perdana Awali Pembukaan Festival File Venesia

Nama asli menantu Daeng Para’u adalah Kian Zhie alias Laksamana Lo Kian Zhie. Adapun istri dari Lo Kian Zhie bernama Mayang Daeng. Putri Datuk Daeng Para’u beserta pengikutnya yang terdiri dari pasukan tentara gabungan Mongolia dan Tiongkok.

Beberapa Daeng pengikut Datuk Daeng Para’u atas seizin Prabu Siliwawangi mereka menempati Pulo Aren. Dan diberikan izin mendirikan Bentengan di Pulo Aren sebagai Benteng pertahanan kerajaan Pajajaran di pesisir pantai utara pulau Jawa.

Di Benteng inilah Daeng Para’u membuat golok Chakung (Cakung) untuk mempertahankan diri. Sedangkan Chakung sendiri konon berarti daya upaya. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini