"Tapi tentu saja kaitan-kaitannya bukan tidak mungkin, tidak ada. Tetapi itu perlu pembuktian karena toh semua dari mereka adalah ajudan-ajudan dari Ferdy Sambo," ujarnya.
"Apakah ada kaitannya dengan Ferdy? Kita nanti lihat ya. Karena tidak bisa juga kita mengatakan pasti ada kaitannya, tapi tidak bisa juga kita mengatakan tidak ada kaitannya," kata Refly Harun menambahkan.
-Baca Juga: Hahh....Ketua Komnas HAM Bicara Dugaan Pelecehan Seksual
Mantan Komisaris Utama PT Jasa Marga itu mengimbau agar jangan sampai pihak tertentu melindungi kepentingan Ferdy Sambo, tetapi kemudian malah mengorbankan polisi dengan pangkat rendah seperti Bharada E.
Lebih lanjut, Refly Harun menilai bahwa berdasarkan pengakuan Bharada E, bisa dipastikan dia lah yang melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J.
"Tidak ada lagi kondisi yang katakanlah membuat dia harus membela diri lagi karena lawan sudah tersungkur dan dihabisi," ucapnya.
Namun, Refly Harun mengimbau agar jangan sampai pengakuan Bharada E itu dibuat untuk melindungi orang dan kepentingan tertentu.
"Nah ini jangan sampai kemudian pengakuan dibuat untuk melindungi orang tertentu, kepentingan tertentu, dan hanya untuk membenarkan ada kepala ditembak yang tembus ke hidung," ujarnya.
"Awalnya kan terkesan ada tembak menembak dari depan. Dan jangan lupa ketika mayat dibuka, tidak ada cerita mengenai kepala tersebut. Cerita bahwa kepala bocor dari belakang dengan peluru, itu baru terjadi ketika ada autopsi kedua, dilaporkan oleh tim yang ditugaskan oleh pengacara keluarga Brigadir J," kata Refly Harun menambahkan.
Setelah adanya pengakuan pengacara keluarga, Kamaruddin Simanjuntak itulah, kata Refly Harun, baru muncul cerita yang mengatakan bahwa Brigadir J ditembak Bharada E setelah tersungkur.
Artikel Rekomendasi