Perum Bulog Siap Lakukan Impor Kedelai yang Selama Ini Dimonopoli Kelompok Bisnis

- 22 Juli 2022, 10:00 WIB
Negara tidak boleh kalah dari kelompok-kelompok importir yang menjual kepada perajin tahu tempe dalam negeri dengan harga semau mereka
Negara tidak boleh kalah dari kelompok-kelompok importir yang menjual kepada perajin tahu tempe dalam negeri dengan harga semau mereka /foto ant

POSJAKU -- Perum Bulog segera melaksanakan penugasan pemerintah terkait pengadaan kedelai. Selama ini kebutuhan kedelai di Indonesia hanya dikuasai/dimonopoli oleh kelompok kecil importir yang menjual ke perajin tahu dan tempe dengan harga semau mereka.

Menuarut Direktur Utama Perum Bulog Bidi Waseso, pihaknya sudah diberi penugasan pemerintah untuk melaksanakan program pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai untuk perajin tahu dan tempe.

Mantan Ketua Badan Narkotika Nasional ini, bantuan oleh Bulog dilaksanakan selama empat bulan mulai 1 April 2022 n baru berakhir 21 Juli 2022 kemarin. Bantuan ini menyasar anggota KOPTI sesuai data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM).

Baca Juga: Desak Bulog Ambil Alih Urusan Kedelai, Kemendag Dinilai Mandul Kendalikan Para Importir Besar

Dari laporan Perum Bulog, tahap I (periode April 2022) dan Tahap II (periode Mei 2022) telah selesai dilaksanakan dengan jumlah total kedelai yang telah disalurkan sebanyak 28.728 ton di 16 provinsi, sementara penyaluran tahap III baru berakhir.

Bantuan ini dijalankan melalui Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI) sebagai upaya menjaga keberlangsungan usaha dan meningkatkan minat perajin tahu dan tempe agar tetap berproduksi.

Buwas sapaan akrab Dirut Bulog Budi Waseso menegskan, tingginya harga kedelai di dalam negeri selain karena harga kedelai di pasar internasional masih tinggi sejak Januari 2022.

Baca Juga: Perajin Tempe Jabodetabek Stop Produksi Tiga Hari, Tuntut Harga Kedelai Murah

Berdasarkan Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu kedua Juni 2022 sekitar US$ 17,55/bushels atau setara US$ 644/ton.

Harga ini naik dari kondisi awal April 2022 US$ 15,59/bushels atau setara US$ 572/ton. Dengan kondisi tersebut, maka landed price diperkirakan berada di kisaran Rp 11.483/kg, sementara di tingkat importir Rp 12.530/kg.

Buwas mengatakan, di tingkat ecerah harga kedelai menjadi lebih tinggi lagi karena pesoalan kedelai ini sudah dikuasai para importir ini. k

Baca Juga: BULOG Jalin Sinergi dengan Kemenerian BUMN dan Unsoed Dalam Memajukan Pendidikan

“Saya sudah mengatakan pada presiden bahwa negara tidak boleh kalah dari kelompok-kelompok importir yang menjual kepada perajin tahu tempe dengan harga semau mereka. Bulog sudah minta melakukan impor kedelai,” tegas Buwas di usai melakukan kunjungan ke pabril penggilingan beras modern di Kendal Jawa Tengah, Jumat 22 Juli 2022.

Bulog berharap dengan adanya penugasan ini, industri tahu dan tempe nasional dapat meningkatkan gairah berproduksi, sehingga tahu dan tempe selalu tersedia di masyarakat sebagai pilihan sumber protein dengan harga terjangkau.

Seperti diketahui, produksi kedelai dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri. Karena itu perum Bulog yang mendapat penugasan dari pemerintah yang akan melakukan impor kedelai langung.

Baca Juga: Pastikan Daging Impor Aman, Tim BUlOG Lakukan Inspeksi Langsung ke RPH India

Pemenuhan pasokan kedelai nasional saat ini masih bergantung pada pasokan dari negara lain mengingat produksi di dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai secara nasional.

Dengan impor kedelai dilakukan Perum Bulog, komoditas kedelai tak lagi dimonopoli para importir yang seratus persen kepentingan bisnis

Selain Bulog akan inpor kedelai, di dalam negeri juga dilakukan perluasan tanam lahan untuk menanam kedelai. Diproyeksikan produksi kedelai dari dalam negeri nantinya dapat dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Namun sebelum itu dipenuhi dari impor. ***

 

Editor: Maghfur Ghazali

Sumber: posjakut/BULOG


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x