Dinas Kebudayaan DKI Buka Kembali Titik Nol Meridian Batavia di Museum Bahari Jakarta

- 5 Juli 2022, 18:07 WIB
Museum Bahari simpan koleksi navigasi mengenai Titik Nol Meridian Batavia beserta penjelasan lengkap seputar aktivitas pelayaran tempo dulu
Museum Bahari simpan koleksi navigasi mengenai Titik Nol Meridian Batavia beserta penjelasan lengkap seputar aktivitas pelayaran tempo dulu /foto disbud

Pada gedung ini tersimpan sebuah jam yang paling akurat beserta perlengkapannya. Kemudian pada atapnya didirikan sebuah sinyal waktu tetap yang dapat dilihat dari kejauhan.

Dengan mengamati sinyal harian ini, awak-awak kapal yang berlabuh di teluk Batavia bisa menyesuaikan jam kapal mereka.

Pada masa itu, penjaga waktu tetap sangat dibutuhkan oleh pelayar untuk menentukan posisi mereka selama perjalanan di laut.

Baca Juga: LANGGAM JAKARTA: Kisah Meester Cornelis Senen Sampai Menjadi Jatinegara

Garis nol (titik nol) meridian Batavia ini masih digunakan untuk produksi peta Indonesia hingga tahun 1942, meskipun dari pada 1883 meridian Greenwich sudah diterima secara universal sebagai meridian utama.

Kemudian, di sebelah gedung di mana garis nol (titik nol) ini berada, dibangun Menara Syahbandar. Menara ini dibangun pada 1839, yang berfungsi sebagai menara pengawas dan pengatur lalu lintas bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Kota Batavia melalui jalur laut.

Sebelum aktivitas pelabuhan berpindah ke Pelabuhan Tanjung Priok, Menara Syahbandar ini memiliki fungsi sebagai kantor pabean, atau tempat di mana orang-orang mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa.***

 

 

Halaman:

Editor: Maghfur Ghazali


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini